Sebab, kelaziman kaum muda gandrung kepada yang terdekat dengan hal yang diidolakan. Jika Dilan doang yang diwawuhkeun secara masif bagaimana kaum muda Sunda bisa meneladani tokoh-tokoh kesundaan.
 Pertanyaannya, tiadakan tokoh pendidikan, kebudayaan, perjuangan, sastra yang layak dikenalkan ulang dalam konsep taman?Â
Hingga pada akhirnya malah memilih Dilan ketimbang Mang Koko Koswara yang diakui sebagai maestro karawitan Sunda; Pa Hidayat Suryalaga selain penulis produktif drama bahasa Sunda juga mengeluarkan buku yang berisi tafsir al Quran dalam bentuk pupuh dan nadoman; Mang Udjo Ngalagena yang menjadikan angklung hingga dipikacinta masarakat buana;  Ma Eroh perempuan desa di Tasikmalaya yang menjadi pelopor ekologi lingkungan hingga bisa "mengairi" penduduk yang sebelumnya terus mencibir perjuangan Ma Eroh; Pa Mochtar Kusumahatmadja ahli dari Sunda terkait wilayah lautan NKRI hingga konsep ZEE didopsi dan diadaptasi di internasional.Â
Sungguh, tokoh-tokoh tadi lebih jelas dan pantas secara sejarah dan kontribusinya untuk Jawa Barat bahkan dunia internasional.
Tuan dan Puan mangga menilai hal yang demikian. Ironiskan?
Akan tetapi, kegagapan RK dalam memimpim Jabar dalam satu tahun ini sungguh wajar terjadi, sebab kemunculan RK dalam jagat politik lebih sebagai kelihaiannya dalam memberdayakan sosial (medsos).Â
Selain persoalan nasib, jalur medsos pula yang menghatarkan RK hingga jadi Walikota Bandung dan Gubernur Jabar.
Tentu saja, ihwal profesi utamanya sebagai arsitektur mah RK memang ahlinya. Berbagai desain masjid unik nan futuristik di berbagai kota bukti nyata kehebatan RK ihwal rancang bangun.
Sayang, kemahiran RK dalam mengonsep bangunan kurang berbanding lurus dalam menata pemerintahan. Dalam satu tahun menjadi pucuk pimpinan pemerintahan di Jabar RK cenderung gelagapan kala berkoordinasi dengan berbagai pihak. Terutama dengan pihak legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar.
Adanya wacana hak interpelasi dari sebagian besar anggota DPRD Jabar menunjukkan RK kurang luwes dalam berelaborasi dengan semua pemangku kepentingan di Tatar Pasundan.
Tah, mungpung masih ada waktu, akan lebih elok RK itu diingatkan. Kurang baik juga jika orang-orang di sekitar RK hanya melaporkan yang manis-manis dan indah-indah saja.