Saat musim angin barat tiba, berselancar menjadi atraksi utama sebelum redup sejak masa pandemi. Namun pantainya tetap saja ramai dikunjungi wisatawan lokal yang haus akan hiburan mengingat di Aceh tidak ada bioskop dan sejenisnya.
Bergeser ke tengah, kita akan disajikan pemandangan indah pegunungan Bukit Barisan yang membentang hingga ke selatan Pulau Sumatera dan kaki Gunung Leuser yang merupakan puncak tertinggi di Provinsi Aceh.Â
Hutan pinus yang masih cukup lebat membuat alam Aceh tampak hijau menawan. Tepat di tengah-tengah terdapat Danau Laut Tawar yang merupakan danau terbesar di Provinsi Aceh yang membentang dari tepi kota Takengon hingga sekitar 20 kilometer ke arah timur.
Wisata sejarah dan budaya juga tak kalah menarik dari wilayah lainnya di Indonesia. Masjid Baiturrahman merupakan ikon wisata religi yang tetap kokoh berdiri saat menghadapi gelombang tsunami tahun 2004 lalu.Â
Rumah panggung khas Aceh, tari Saman yang sudah mendunia, peci khas Aceh dengan paduan warna kuning, merah, dan hitam merupakan bagian dari keragaman budaya yang ada di provinsi Aceh. Gua Jepang di Sabang dan Lhokseumawe juga menjadi saksi sejarah Perang Dunia kedua yang turut melibatkan Aceh di kancah pertempuran.
Sisa-sisa bencana tsunami juga menjadi obyek wisata yang tak kalah menarik di Banda Aceh, mulai dari Musium Tsunami karya sang Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kapal nelayan terapung di Lampulo hingga kapal PLTD apung yang kandas menghujam rumah penduduk di bawahnya.Â
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengenang kejadian bencana tersebut. Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena dari sejarah kita bisa belajar memperbaiki diri.