Di sebuah sudut pantai, tampak beberapa orang berkumpul dan salah satunya sedang menyeduh kopi. "Mungkin itu warung kopi," gumamku seraya timbul hasrat untuk ngopi pagi.
"Kopi bang!" Sapaku sambil memesan kopi.
"Berapa? Satu, dua?" Tanyanya.
"Satu aja bang," toh cuma aku yang doyan ngopi.
"Berapa?" Kutanya harganya, maklum kalau di obyek wisata tentu lebih mahal daripada di warkop langganan.
"Ga usah kang, cukup doanya aja biar tambah ramai," dia menolak untuk dibayar kopinya.
Cukup mohon doa restu supaya pantai ini semakin ramai pengunjung, yang berarti berkah buat penduduk setempat.
"Hatur nuhun pisan kang," kuucapkan terima kasih tak hingga karena jarang-jarang dapat suguhan kopi percuma alias gratis di obyek wisata pula.
"Ngomomg-ngomong, sudah berapa lama buka lagi?" Kucoba mulai basa-basi. Ga enak sudah disuguhi kopi langsung ngacir.
"Yach baru satu setengah bukanlah,"
"Sudah mulai ramai ya kayaknya?" Tanyaku lagi.