Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akankah Penantian 27 Tahun Klub Perancis Juara Liga Champions Berakhir?

19 Agustus 2020   15:53 Diperbarui: 19 Agustus 2020   15:48 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga Perancis merupakan salah satu liga utama di Eropa yang lumayan diminati pemain asing, selain Liga Inggris. Italia, Spanyol, dan Jerman. Liga Perancis juga dikenal sebagai pemasok pemain berkualitas ke liga-liga Eropa lainnya. 

Sebut saja nama Zinedine Zidane yang melegenda di Juventus dan Real Madrid, merupakan pemain yang dibesarkan oleh Bordeaux. Lalu Thierry Henry sebelum bersinar di Juventus dan Arsenal merupakan binaan klub AS Monaco.

Sementara yang masih aktif seperti Raphael Varane yang berjaya di Real Madrid asalnya adalah hasil didikan Lens sejak belia, atau kiper merangkap kapten timnas Perancis Hugo Lloris yang sekarang bermain di Spurs merupakan andalan Lyon di masa mudanya. 

Liga Perancis sendiri merupakan kawah candradimuka yang melahirkan pemain-pemain berbakat dari dunia ketiga sebelum masuk ke liga-liga utama lainnya. Salah satunya legenda Liverpool Sadio Mane yang pernah bermain di Metz sebelum melanjutkan karirnya di Salzburg dan Southampton.

Namun ironisnya, prestasi klub-klub Perancis di Liga Champions justru jauh di bawah liga-liga utama Eropa lainnya. Spanyol menyumbang 18 gelar dengan Real Madrid masih memegang rekor 13 kali juara. 

Disusul liga Inggris 13 kali juara yang dibagi 5 klub dengan pemegang rekor Liverpool 6 kali juara. Lalu liga Italia 12 kali juara dengan AC Milan 7 kali diikuti rival sekotanya Inter Milan 3 kali dan Juventus 2 kali. Bahkan dengan klub liga Belanda 6 kali dan Portugal 4 kali saja masih kalah jauh.

Satu-satunya klub Perancis yang pernah merasakan nikmatnya merengkuh piala Liga Champion adalah Marseille pada musim pertama diberlakukannya format baru musim 1992/1993. 

Marseille yang dihuni oleh pelatih Perancis sekarang Didier Deschamps, kiper eksentrik Fabien Barthez, dan legenda Jerman Rudi Voller mengalahkan tim favorit AC Milan yang masih diperkuat trio Belanda Frank Rijkaard dan Marco van Basten, minus Ruud Gullit yang terkena aturan maksimal tiga pemain asing dan posisinya digantikan oleh Jean Pierre Papin, eks Marseille yang bermain di final Liga Champion musim 1990/1991. 

Sundulan Basile Boli di menit ke-43 menamatkan perlawanan AC Milan yang sedang mengejar double winner karena baru saja meraih titel juara Liga Italia..

Kemenangan itupun dipenuhi dengan drama kontroversial karena sang pemilik waktu itu Bernard Tapie terlalu ambisius untuk meraih berbagai gelar prestisius di bawah kepemimpinannya. 

Ambisinya menghalalkan segala cara akhirnya terungkap dengan terkuaknya skandal suap yang melibatkan pemain klub lain untuk mengalah di pertandingan terakhir liga Perancis sehingga memuluskan Marseille untuk menjadi juara liga musim tersebut. 

Gelar juara liga musim 1992/1993 dicopot dan Marseille dihukum turun ke divisi dua, sementara gelar Liga Champion yang juga sempat dicopot dikembalikan karena tidak terkait langsung, namun tetap dilarang ikut mempertahankan gelar musim berikutnya.  

Sebenarnya tahun 1991 Marseille sempat masuk final, namun kalah adu penalti 3-5 dari klub asal Yugoslavia Red Star Belgrade setelah peluit akhir skor masih tetap 0-0. 

Kala itu Red Star masih diperkuat Dejan Savicevic, Sinisa Mihajlovic, dan Darko Pancev, sementara Marseille dihuni oleh Jean Pierre Papin dan Basile Boli.

Hingga saat ini tak ada lagi klub-klub Perancis yang mampu meraih gelar Liga Champion. Bahkan untuk sekedar runner-up pun hanya 5 kali saja, terakhir dicapai oleh AS Monaco pada musim 2003/2004 yang kalah di final oleh FC Porto yang saat itu ditukangi oleh the special one Jose Mourinho. 

Padahal klub-klub Perancis seperti PSG, Lyon, Marseille, dan Monaco tak kalah mentereng dengan Liverpool, Bayern Muenchen, Inter Milan, atau Barcelona. Namun tetap saja penampilan mereka di kancah Liga Champion terbilang loyo. 

Bisa jadi jadwal yang padat seperti di Liga Inggris membuat klub-klub tersebut sulit untuk merotasi pemainnya. Kondisi Liga Perancis memang agak mirip seperti Liga Inggris, selain liga utama ada kejuaran Piala Liga dan Piala Perancis yang harus diikuti oleh klub-klub di seluruh divisi. 

Jumlah klubnyapun hampir sama dengan liga Inggris sehingga rangkaian pertandingan kejuaraan Piala Liga dan Piala Perancis cukup panjang. Belum lagi klub-klub yang mengikuti kejuaraan antar klub Eropa seperti Liga Champion dan Liga Eropa membuat klub harus memilih salah satu fokus saja untuk dikejar gelarnya.

Setelah 16 tahun menanti, akhirnya PSG memperoleh satu posisi di partai final usai mengalahkan klub kuda hitam asal Jerman RB Leipzig dengan skor meyakinkan 3-0 melalui gol-gol Marcos Correa, Angel Di Maria, dan Juan Bernat. 

Hal ini menjadi hiburan tersendiri setelah Liga Perancis dihentikan di tengah musim akibat pandemi covid-19 dan PSG didapuk sebagai juara liga sesuai hasil rapat LFP berdasarkan klasemen terakhir dengan selisih angka yang cukup jauh dengan peringkat kedua Marseille.

Peluang klub Perancis untuk meraih gelar Liga Champions masih terbuka lebar apabila Lyon malam ini berhasil mengalahkan Bayern Munich. Lyon memang bukan lawan sepadan Munich, tapi jangan lupa klub ini berhasil menyingkirkan dua favorit juara dan juara liga masing-masing negara yaitu Juventus sang juara Liga Italia dan Manchester City juara Liga Inggris musim lalu. 

Apalagi waktu istirahat liga yang cukup panjang membuat stamina mereka masih cukup segar untuk menghadapi Bayern yang baru saja menyelesaikan Liga Jerman akhir Juni lalu.

Tahun lalu terjadi all England final ketika Liverpool berhadapan dengan Tottenham Hotspur, mungkinkah tahun ini bakal terjadi all French final? Kita tunggu hasilnya malam nanti. 

Namun sejujurnya berat bagi Lyon untuk tetap mempertahankan performanya setelah menghancurkan dua klub favorit juara. Bayern bukanlah tim kaleng-kaleng, Barcelona yang kelasnya jauh di atas Lyon saja luluh lantak dihajar 8-2 di perempat final. 

Apalagi Coutinho sedang on fire untuk menuntaskan ambisinya yang tertunda ketika pindah dari Liverpool yang justru menjadi juara Liga Champions dan Liga Inggris setelah kepergiannya.

Bila Muenchen melangkah mulus ke final, akan terjadi pertarungan sengit duo Brazil antara Neymar (PSG) dan Coutinho (Bayern). Siapa lebih unggul, mari kita tunggu hari Minggu malam mendatang. Saya hanya berharap semoga PSG jadi tim Perancis kedua yang menjadi juara Liga Champion tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun