Tempatnya ditentukan oleh pemerintah setempat dan kalaupun berkeliling rutenya harus sepengetahuan aparat setempat juga, tidak bisa keliling sembarangan seperti di perumahan di Indonesia.
So, wajarlah kalau ekonomi negara-negara maju kolaps karena sebagian besar mengandalkan sektor formal. Mereka terlalu kaku dan rigid terhadap aturan yang mereka buat sendiri.Â
Akibatnya ketika terjadi krisis seperti ini, perekonomian negara langsung limbung. Produksi berhenti karena harus taat pembatasan, karyawan dirumahkan bahkan di-PHK.Â
Mereka yang dirumahkan atau PHK tidak bebas berdagang karena terbentur berbagai macam aturan yang harus dipenuhi. Akhirnya timbullah berbagai demo besar-besaran menuntut pembukaan kembali lockdown.
Kita bersyukur pembatasan yang diberlakukan tidak terlalu ketat. Masih ada ruang-ruang kosong yang dapat diisi oleh sektor informal untuk menghidupi para pegawai yang dirumahkan atau di-PHK sekaligus tetap menggerakkan roda ekonomi dengan perputaran uang yang tidak sedikit.Â
Walau sebagian masyarakat ada yang menginginkan lockdown, tapi pemerintah masih bersikap bijak untuk tetap memberi ruang pada sektor informal membuka usaha. Hal ini dimanfaatkan betul dan terbukti kita masih tetap survive hingga saat ini.
Sektor informal kembali menunjukkan taringnya setelah berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis keuangan tahun 1998 dan 2008. Semangat gotong royong, kepedulian sesama anak bangsa juga turut berperan dalam mengangkat Indonesia keluar dari krisis.Â
Mereka yang mampu membeli barang dari yang tidak mampu, mereka yang kuat menolong yang lemah. Sesama sektor informal bisa saling mengisi kekosangan yang ditinggalkan sektor formal. Mereka yang di-PHK atau dirumahkan bisa berubah menjadi sektor informal untuk menopang hidup keluarga sekaligus negara.
Sektor informallah pembajak sesungguhnya untuk keluar dari krisis ini. Merekalah pahlawan sebenarnya yang menyelamatkan roda perekonomian bangsa ini dari krisis ekonomi.Â
Jadi jangan ada lagi penggusuran atau penutupan dengan dalih apapun, selamatkan yang sehat, obati yang sakit. Fokus berusaha dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.Â
Baca juga: Berpikir Positif Membaca Kasus Positif