Kalaupun akhirnya terinfeksi, pasti ada gejalanya seperti demam tinggi, batuk, menggigil, dan sebagainya. Solusinya sederhana, cukup bedrest atau istirahat total, jangan beraktivitas sama sekali ketika tubuh mengalami panas tinggi. Terbukti walau belum ada vaksin apalagi obatnya, tingkat kesembuhan pasien cukup tinggi. Hal ini berarti bahwa penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa menunggu kehadiran vaksin, asal jangan sampai terlambat penanganannya. Misalnya saat mulai demam segera istirahat, jangan tetap beraktivitas agar tubuh bisa rileks menghadapinya.Â
Sayangnya informasi mengenai kesembuhan pasien sangat jarang diekspos media padahal jumlahnya besar, malah informasi kematian yang justru dibesar-besarkan. Bahkan para penulis di sinipun juga turut memberikan informasi yang menakutkan dengan alasan untuk membuat orang peduli. Padahal masyarakat justru membutuhkan informasi yang jelas bagaimana para pasien tersebut bisa sembuh, apa kiat-kiatnya sehingga bisa survive dan tetap sehat selama masa pandemi.
Jadi, daripada terus menerus hidup dalam ketakutan, lebih baik berpikir positif dalam membaca kasus positif. Selain untuk meningkatkan imunitas, juga membuat kita berani beraktivitas tanpa dihantui ketakutan yang berlebihan. Cukup patuhi protokol kesehatan, jalani hidup kembali seperti biasa. Kita tak perlu cemas selama bisa menjaga kesehatan tubuh dan imunitas dengan baik.Â
Kita bisa stress bila hanya membaca pertambahan angka positif setiap harinya tanpa dianalisis lebih jauh. Oleh karena itu jauhi stress dengan menghindari pikiran buruk karena membaca berita atau informasi buruk, pola makan yang buruk seperti konsumsi junk food atau gula berlebihan, serta malas berolahraga.Â
Hidup ini indah asal tahu cara menikmatinya. Salam simpel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H