Tanggal 3 Juli kemarin merupakan hari bersejarah karena pada hari itulah ITB genap berusia 100 tahun. Para alumninya beramai-ramai membuat tagar ITB 100 Tahun dan mengganti profil medsosnya dengan bingkai kalimat tersebut.
Sebagai salah satu alumni saya juga turut berbangga hati dan ikut juga mengganti profil dengan bingkai 100 Tahun ITB. Berbagai perayaan secara online disajikan para alumni melalui laman medsos mereka masing-masing.
Namun benarkah ITB telah berusia 100 tahun? Kalau menelisik sejarah perguruan tinggi di Indonesia, rasanya memang kurang tepat kalau ITB diklaim telah berusia 100 tahun.
Secara de jure, ITB baru diresmikan namanya tanggal 2 Maret 1959 oleh Presiden Soekarno berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 1959 tentang Pendirian Institut Teknologi. Hal ini berarti bahwa usia sebenarnya baru 61 tahun sekarang ini.
Lalu apakah yang mendasari klaim bahwa ITB sudah berusia 100 tahun?
Pada 3 Juli 1920 diresmikanlah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia dengan nama Technische Hoogheschool (TH) te Bandung setelah melalui proses persiapan yang cukup lama sejak tahun 1910 hingga mengerucut pada pendirian sekolah tinggi teknik tahun 1918 sebagai akibat dari pentingnya insinyur teknik pasca Perang Dunia I.
Kebutuhan insinyur meningkat sebagai dampak dari pesatnya industrialisasi yang bangkit setelah perang dunia sehingga memerlukan institusi pendidikan tinggi untuk mendidik para sarjana di bidang teknik.Â
Perkuliahan sendiri baru dimulai tanggal 5 Juli 1920 dengan jumlah mahasiswa angkatan pertama 28 orang termasuk dua orang pribumi. Soekarno sendiri menjadi mahasiswa di angkatan kedua tahun ajaran 1921 dan sempat keluar setelah dua bulan kuliah. Beliau kembali menjadi mahasiswa di angkatan ketiga tahun 1922 hingga lulus.tahun 1926.
Setelah Jepang mendarat di Indonesia, TH ditutup untuk selamanya tahun 1942. Setelah vakum selama dua tahun kampus tersebut dihidupkan kembali dan namanya berganti menjadi Bandung Koogyo Daigaku.
Namun usianya pendek seiring dengan menyerahnya Jepang pada sekutu tahun 1945 dan namanya diubah lagi menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandung setelah para mahasiswanya melucuti para guru dari Jepang.Â
Selama kurun waktu 1945-1950 terjadi beberapa perubahan antara lain sempat pindah ke Jogja, sementara kampus yang di Bandung diambil alih oleh NICA sebagai bagian dari Universiteit van Indonesie te Bandoeng.