Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Paket Premium dan Nasib Penulis Kompasiana

2 Juli 2020   22:42 Diperbarui: 2 Juli 2020   22:44 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini pernah saya alami ketika tulisan saya di tanggal 30 Mei baru mendapat view 900an di akhir Juni, sementara di awal Juni baru mendapat kurang dari 100 view dan angka itulah yang masuk hitungan K-rewards bulan Mei.

Akibatnya di bulan Mei saya tidak memperoleh K-Rewards karena tulisannya baru viral di bulan Juni, sementara tulisan lainnya di bulan tersebut ga ngangkat sama sekali. Padahal kalau setiap tulisan dihitung sebulan penuh tentu lebih fair ketimbang dihitung per periode bulanan tanpa kecuali.

Seharusnya dengan adanya fitur premium, penulis di Kompasiana harus dituntut menghasilkan tulisan yang lebih berkualitas untuk meningkatkan minat pembaca non user sekaligus menaikkan view-nya. Hal ini penting agar para pembaca non-user tidak kecewa telah membayar mahal tiap bulannya namun mendapati tulisan-tulisan 'tak bermutu' di laman Kompasiana.

Nah untuk meningkatkan kualitas ini seharusnya insentif misal seperti K-rewards juga harus ditingkatkan untuk menambah semangat menulis dengan kualitas baik.

Minimal penghitungannya tidak lagi dalam periode bulanan, tapi artikel lain di luar bulan tersebut juga ikut diperhitungkan walaupun nilai reward-nya jauh di bawah yang periode bulanan. Misalnya kalau satu periode per view dihitung 10 Rupiah (ini misal lho ya, bukan berarti beneran), maka untuk artikel di bulan lain dihitung separuhnya atau kurang sedikit juga tidak apa-apa, misalnya dihargai 3-5 Rupiah per view. Hal ini agar tidak terjadi kasus seperti yang saya tulis di atas tadi.

Para pembaca non-user juga pasti akan melihat artikel lama disamping artikel terkini. Bisa saja artikel lama yang dibayar adalah yang dibaca oeh pembaca premium non user, sementara dari pembaca umum yang gratisan tak perlu dibayarkan.

Itu hanya masalah teknis di pemilahan view saja, namun yang lebih penting adalah bahwa penulis juga ikut memperoleh hak dari adanya fitur premium ini. Biar bagaimanapun penulis adalah mitra Kompasiana sehingga perlu diperhatikan juga masalah fitur premium ini.

Bisa juga untuk premium reader pemilihan artikel diperketat saringannya agar hanya artikel yang benar-benar layak baca yang disajikan kepada pembaca berbayar ini. Tapi jangan lupa, nasib Kompasiana juga tergantung penulisnya atau user.

Saya khawatir karena merasa sudah menjadi user berbayar, kualitas tulisannnya justru semakin memburuk karena mereka menulis bukan untuk cari duit, tapi sekedar menyalurkan hobi yang belum tentu tulisannya sesuai dengan standar artikel yang layak tayang untuk jadi pilihan. Sementara kalau tulisannya tidak masuk pilihan para user premium ini bisa ngambek karena merasa tidak dihargai.

Oleh karena itu, setelah berjalan sekitar enam bulan, perlu dilakukan evaluasi kembali apakah fitur premium tersebut efektif atau tidak. Kompasiana berbeda dengan media mainstream di mana orang mau membayar untuk membaca tulisan aktual dan berkualitas dari medianya. Sementara Kompasiana adalah tempat untuk mencurahkan isi hati penulis yang tertuang dalam artikel dengan berbagai variasi kualitasnya. 

Selain itu juga perlu dikaji tema artikel apa yang paling sering diminati pembaca premium. Tema artikel terpopuler inilah yang memancing tingginya pendapatan, oleh karena itu penulisnya juga berhak untuk memperoleh K-rewards lebih dari tema yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun