Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kala Presiden Berulang Tahun di Tengah Gempuran Pandemi

21 Juni 2020   23:30 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:06 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Twitter sekretariat kabinet

Perayaan ulang tahun ke-59 Presiden Jokowi menjadi istimewa karena terjadi di tengah gempuran pandemi virus corona yang belum menampakkan tanda-tanda akan berakhir. 

Pertempuran yang dihadapi beliau di hari jadinya ini tidak hanya semata melawan virusnya, tapi juga melawan musuh lainnya seperti lawan politik, media yang terus menerus menebarkan berita buruk, dan koordinasi yang lemah di antara aparat pemerintah itu sendiri.

Saya membayangkan betapa beratnya beliau menghadapi lawan-lawannya hingga tak sempat meniup lilin di atas kue ulang tahunnya kali ini. 

Pandemi ini makin membuktikan bahwa bangsa Indonesia sangat fragile, mudah dipecah belah sejak zaman Ken Arok, masa penjajahan Belanda, perang kemerdekaan, hingga pasca reformasi seperti sekarang ini. Di saat bangsa lain bersatu padu melawan virus corona, bangsa ini justru saling menjatuhkan satu sama lain.

Pandemi ini juga membuktikan bahwa tak ada teman abadi, tapi yang ada kepentingan abadi. Ada cebong yang bergabung dengan kadrun yang rajin merongrong kebijakan pemerintah dengan dalih kesehatan menjadi prioritas utama. 

Ada pula sebaliknya kadrun bergabung dengan cebong seolah mendukung kebijakan pemerintah untuk menghidupkan kembali roda ekonomi yang sempat macet gara-gara harus berhenti sementara. 

Padahal kebijakan pemerintah jelas, mengutamakan kesehatan dengan tetap menghidupkan perekonomian secara bertahap agar jangan sampai negara kolaps.

Di sinilah peliknya Presiden Jokowi memetakan siapa kawan siapa lawan sesungguhnya. Bayangkan orang yang mendukungnya tiba-tiba berbalik mengkritik kebijakannya, sementara orang yang tadinya rajin mengkritik justru malah mendukung langkahnya menangani wabah ini. 

Walau sempat terpeleset sedikit di awal wabah mendera, langkah presiden tampaknya cukup taktis untuk meredam persaingan di antara kedua kubu tadi. Apalagi wabah ini merupakan isu paling seksi bagi para calon presiden 2024 mendatang.

Para petarung pilpres 2024 terutama yang sedang memimpin di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota tampak berlomba-lomba untuk memperoleh dukungan rakyatnya mengatasi pandemi ini di wilayahnya masing-masing. 

Ada yang mencoba mengikuti alur kebijakan pemerintah, namun ada pula yang berupaya menyalip di tikungan. Semua berlomba menampakkan diri sebagai orang yang paling berhasil mengatasi pandemi ini sebagai modal dasar untuk menggaet dukungan parpol maupun konstituen di pilpres mendatang.

Langkah beliau untuk mengistirahatkan menkes dan memberi peran lebih besar kepada BNPB menunjukkan bahwa pandemi ini bukan semata persoalan kesehatan, tapi sudah multisektor yang harus dikendalikan dalam satu koordinasi agar tidak jalan sendiri-sendiri. 

Ketegasan kepala BNPB dalam menerjemahkan langkah catur presiden patut diapresiasi untuk menyatukan langkah yang sebelumnya sempat tak terkendali antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penanganan pandemi corona ini.

Saya yakin bapak Presiden Jokowi beserta Menkes Terawan sudah tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Namun beliau tidak tergesa-gesa mengambil keputusan drastis, tapi semua dijalankan secara bertahap sambil memantau situasi yang terus berubah-ubah sehingga kebijakan yang diambilpun kerap berubah disesuaikan dengan kondisi yang dinamis. 

Sekilas tampak ketidakkonsistenan kebijakan pemerintah, hari ini A besok bisa jadi B, tapi itulah dinamika yang terjadi di lapangan sehingga harus segera disesuaikan agar tidak terjadi keterlambatan seperti di awal wabah terjadi.

Mungkin penanganan wabah di Indonesia termasuk lambat, namun setelah tiga bulan berjalan tanda-tanda kehidupan mulai tampak. Tingkat kesembuhan meningkat tajam sementara tingkat kematian relatif stabil tidak mengalami lonjakan besar. 

Memang kasus juga meningkat cukup pesat, tapi jangan lupa itu karena semakin banyak tes massal yang dilakukan dan belum tentu yang di tes terindikasi sakit. Perekonomian mulai bergerak ditopang oleh UMKM yang tetap berjalan walau agak tertatih-tatih di awal ditetapkannya PSBB.

Kepiawaian beliau mengelola krisis di tengah badai pandemi patut diapresiasi. Ketenangan beliau menghadapi musuh dalam selimut membuat kapal yang tengah oleng di tengah badai tetap berjalan ke arah yang diinginkan walau ada saja pihak yang berupaya membelokkan arah haluan di dalam kapal yang sama. 

Biarlah pertarungan terjadi di dalam kapal, namun jangan sampai tampak ke permukaan agar dunia tetap memandang kita baik-baik saja.

Selamat ulang tahun Bapak Presiden Jokowi, saya hanya bisa mendoakan agar bapak mampu bertahan dari goyangan kanan kiri yang mencoba menjatuhkan bapak di tengah perjalanan yang penuh badai ini. 

Saya yakin bapak bisa membawa bangsa ini kembali ke arah yang benar setelah melalui krisis pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun