Jangan tulis hal-hal yang negatif apalagi merusak atau memprovokasi orang lain berbuat salah karena dosanya akan ikut ditanggung penulisnya di hari akhir nanti.
Selain itu tulisan yang otentik dapat menghindari kita dari tuntutan hak cipta atau penggunaan karya orang lain tanpa izin. Apalagi kalau tulisannya ternyata hoax, kita yang seharusnya tidak bersalah ikut terseret dalam kasus orang lain yang menuliskan untuk pertama kalinya.Â
Lagipula terlalu sering men-share karya orang lain secara tidak langsung menunjukkan bahwa diri kita belum mampu membuat tulisan atau menghasilkan karya seindah karya orang lain tersebut.
Lebih baik menghasilkan karya yang otentik walaupun hasilnya belum maksimal alias jelek atau belum layak dibaca daripada terus-terusan membagi karya orang lain. Lambat laun tulisan yang jelek tersebut akan semakin terasah menjadi tulisan yang baik kalau kita rajin menulis dan mempelajari tulisan orang lain.Â
Tulislah pengalaman pribadi kalau belum ada ide, apapun bentuknya, sepanjang tidak mengganggu kenyamanan orang lain atau membuat banyak pihak tersinggung. Bisa jadi obyek tulisannya sama dengan orang lain, tapi ambillah sudut pandang yang berbeda agar tulisan tersebut menjadi otentik.
Jadilah trend setter yang otentik di medsos, bukan jadi follower terus menerus. Tidak hanya dalam pekerjaan, medsospun juga punya jenjang karir, mulai dari sekedar follower biasa, follower aktif, naik lagi menjadi pembagi tulisan, lalu belajar menulis sendiri, hingga akhirnya menjadi trend setter. Itulah puncak tertinggi karir dari seorang pem-posting di medsos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H