Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hemat Listrik Saat di Rumah Saja, Ini Kuncinya

10 Juni 2020   23:08 Diperbarui: 11 Juni 2020   06:32 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Listrik Tenaga Bayu (Sumber: dokpri)

Boleh dibilang saat ini kita hidup dengan 90% energi yang diperoleh dari listrik, sisanya baru gas atau energi alternatif lainnya. Ketergantungan listrik yang sangat tinggi yang tidak diimbangi dengan penggunaan energi alternatif yang lebih murah membuat tagihan listrik terus menanjak seiring dengan makin banyaknya barang elektronik di dalam rumah. 

Apalagi di saat pandemi ini kebutuhan listrik meningkat tajam karena sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah saja, bahkan bisa jadi 24 jam sehari penuh.

Di desa mungkin banyak energi alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk menggantikan aliran listrik PLN seperti air, angin, sinar matahari. Namun di kota kita tak mungkin menemukan aliran air yang deras atau aliran udara yang kencang untuk menggerakkan turbin. 

Sementara pemanfaatan sinar matahari butuh panel yang besar dan sulit mencari ruang kosong di kota untuk menempatkan panel-panel surya tersebut. Lalu bagaimana cara berhemat listrik di tengah kebutuhan energi yang masih tinggi?

Pertama, gunakan atau beli barang elektronik dengan daya atau watt kecil, misal pendingin udara cukup 320 watt saja, demikian juga dengan kulkas, penanak nasi, setrika, televisi, oven, yang rata-rata memakan daya tinggi. 

Memang barang-barang yang seharusnya berdaya tinggi kalau dikecilkan menjadi kurang optimal, tapi untuk ukuran rumah tangga mungkin tidak perlu terlalu besar watt-nya, yang penting sesuai kebutuhan.

Kedua, matikan lampu, cabut steker bila tidak digunakan, misalnya charger hape, komputer, adaptor, dan sebagainya. Walau wattnya kecil tapi kalau didiamkan tetap memakan daya listrik dan bisa besar kalau diakumulasi. 

Apalagi charger atau adaptor kalau dibiarkan masih menempel di stop kontak akan mempercepat usia pemakaian. Kalau kepanasan dan gelap di dalam rumah, duduklah di teras atau halaman rumah sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

Ketiga, buka lebar-lebar jendela pada pagi dan siang hari untuk menghemat lampu dan pendingin udara sekaligus memasukkan udara segar ke dalam rumah. 

Sirkulasi udara penting untuk membersihkan debu dan kotoran yang ikut berputar di dalam ruangan kala menggunakan pendingin udara, apalagi di era pandemi ini, harus sering-sering mengganti udara segar dari luar karena virus dapat bertahan hidup di dalam ruangan yang tertutup sirkulasi udaranya.

Keempat, sekaliguskan pemakaian, misal mesin cuci, tunggu hingga cucian banyak baru masukkan ke dalam mesin cuci. Kalau cuma beberapa potong pakaian cukup cuci pakai ember saja, tidak perlu mesin cuci. 

Menyeterika juga tunggu sampai banyak dulu pakaian yang kering, jangan sepotong demi sepotong. Apalagi pendingin udara dan komputer PC, jangan terlalu sering dinyala matikan, sekali nyala biarkan selama beberapa jam karena penggunaan daya terbesar justru pada saat awal menyalakannya.

Kelima, usahakan menggunakan air PAM atau sumber air lainnya untuk mengurangi penggunaan jet pump yang menguras daya listrik.

Pompa listrik hanya digunakan untuk keadaan darurat saja, misal ketika aliran PAM mati atau sedang ada giliran pasokan. Apalagi air tanah semakin sulit bila musim kemarau tiba hingga membuat pemakaian listrik jet pump menjadi lebih lama yang berakibat bengkaknya tagihan listrik.

***
Kira-kira itulah cara saya menghemat listrik, dan alhamdulillah kenaikan tagihannya tak sampai 25% dari tagihan rata-rata tiga bulan terakhir, jadi masih dalam taraf wajar karena memang lebih banyak waktu di rumah saja. Hemat listrik berarti ikut melestarikan alam Indonesia karena mengurangi penggunaan batubara yang dipakai untuk menghidupi PLTU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun