Kehidupan modern saat ini seolah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Dukungan teknologi informasi membuat orang semakin mudah berhubungan dengan orang lain yang jauh di seberang lautan.Â
Dari urusan bisnis hingga personal kita lebih peduli dengan orang yang bahkan mungkin belum pernah bertatap muka secara langsung. Ketika ada bencana atau musibah, kita lebih cepat tanggap menolong orang jauh yang belum tentu kita kenal hanya dengan mengirimkan donasi melalui aplikasi ponsel saja.
Ironisnya, kesibukan di luar membuat kita sering abai pada lingkungan di sekitar tempat tinggal. Senin sampai Jumat, bahkan kadang Sabtu, disibukkan oleh tugas-tugas kantor.Â
Sementara Sabtu dan Minggu biasanya dihabiskan bersama keluarga di rumah atau sekedar jalan-jalan memanjakan istri dan anak saja. Nyaris tak ada waktu untuk sekedar bercengkerama dengan tetangga kiri kanan. Bahkan untuk sekedar hadir pada rapat RT pun belum tentu sempat.
Padahal jika terjadi apa-apa pada rumah kita, merekalah yang pertama kali bakal turun tangan menolong, bukan teman kantor, apalagi teman online.Â
Tetangga kitalah 'pagar' rumah kita sebenarnya yang secara tak langsung ikut menjaga keamanan lingkungan. Kita baru peduli ketika ada kenduri atau berita duka tetangga, sekedar turut hadir memenuhi undangan atau turut berbelasungkawa atas berpulangnya salah seorang tetangga.Â
Di situlah mungkin satu-satunya momen untuk saling menyapa dengan tetangga lainnya. Selebihnya kita sibuk dengan urusan masing-masing.
Wabah corona mengubah segalanya, sebagian besar orang kini berada di rumah untuk WFH. Mumpung semua sedang ada di rumah saja, inilah peluang untuk mempererat hubungan dengan tetangga.Â
Apalagi melihat tetangga yang sedang mengalami kesulitan karena terdampak wabah tentu harus didahulukan ketimbang orang luar yang tidak jelas. Inilah saatnya kita 'connecting happiness' dengan tetangga terdekat dengan bersedekah setiap hari Jumat selama bulan Ramadhan.
Walau belum bisa setiap hari, namun paling tidak kami bisa berbagi kebahagiaan alias 'connecting happiness' dengan para tetangga yang kondisinya sedang sulit secara materi.Â
Isi paketnya nasi dengan lauk pauk telor dan tempe serta kentang goreng ati untuk minggu ini, sementara minggu sebelumnya  sate ayam, dan awal puasa berupa ayam goreng.
Alhamdulillah setiap kali mengirimkan bantuan wajah-wajah mereka selalu sumringah. Ada yang sampai meneteskan air mata, turut mendoakan semoga semakin lancar rezekinya.Â
Kami pun jadi ikut terharu melihat kebahagian yang terpancar di balik kesusahan yang sedang dialami bersama. Sebuah kebahagiaan buat kami juga bisa membahagiakan tetangga dekat yang sedang dalam kesulitan. Kapan lagi momen yang tepat untuk membantu tetangga selain di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Selain itu kami juga tengah menyiapkan sedikit bingkisan buat lebaran nanti. Tidak banyak yang kami berikan, hanya sekedar untuk membantu mereka yang tak boleh pulang kampung agar tetap bisa merayakan Idul Fitri dengan gembira tanpa khawatir tidak ada makanan.Â
Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kami juga, demikian pula kesedihan mereka menjadi bagian dari kesedihan kami juga. Semoga wabah ini cepat berlalu dan semua bisa merayakan Idul Fitri dengan bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H