Sejujurnya, iklan ini benar-benar anti mainstream. Awalnya saya kira ini iklan film atau sinetron di televisi, namun ketika melihat mereknya baru ngeh kalau ternyata ini iklan produk sirup ternama. Alih-alih mengangkat tema bernuansa agamis atau mengangkat kondisi terkini, Marjan justru mengambil tema budaya dengan mengangkat legenda Lutung Kasarung. Seklias memang benar-benar ga nyambung Jack!! Namun ini memang menjadi ciri khas Marjan sejak tahun lalu yang juga mengangkat tema serupa yaitu legenda Timun Mas.
Iklannya sendiri dibagi dalam tiga tayangan terpisah dan bersambung satu sama lain. Tayangan pertama bercerita tentang penobatan Purbasari si bungsu sebagai ratu menggantikan ayahnya. Si sulung Purbarara kecewa dan memanggil penyihir untuk mengacaukan acara penobatan tersebut. Acarapun kacau balau dan wajah Purbasari berubah menjadi seperti gadis jelek berlumut hijau. Karena malu dan dilecehkan oleh para tamu, Purbasaripun melarikan diri ke hutan tak jauh dari istana.
Tayangan kedua bercerita pertemuan Purbasari dengan manusia kera di hutan yang kemudian diketahui bernama Lutung Kasarung. Ternyata mereka memiliki kutukan yang sama, lalu saat berbuka puasa bersama, hilanglah semua kutukan berganti menjadi wajah yang cantik dan ganteng.Â
Sementara tayangan terakhir menceritakan duet Lutung Kasarung - Purbasari kembali ke istana dan bertarung untuk mengalahkan penyihir yang menguasai Purbarara. Penyihirpun akhirnya kalah dan Purbarara dengan rela menyerahkan tahta kembali ke Purbasari. Semua bergembira saat lebaran tiba.
Iklan ini sendiri rupanya sudah dirancang sejak Desember tahun lalu dan baru selesai pengambilan syuting terakhir bulan Februari ini. Pengambilan gambar diambil di dua tempat, untuk indoor dilakukan di Gedung Singa Kota Tua, sementara untuk outdoor dilakukan di Buperta Ragunan.Â
Walau total hanya berdurasi sekitar 3 menit 20 detik, namun persiapannya cukup lama dan beberapa kali pengambilan gambar diulang karena cuaca kurang mendukung akibat beberapa kali hujan deras. Kalau tidak salah, iklan ini pertama kali tayang sekitar pertengahan April menjelang bulan puasa Ramadhan.
* * * *
Mungkin si pencetus ide tidak terpikir bahwa iklan tersebut bakal tayang di tengah wabah corona. Walau anti mainstream, namun ternyata tema legenda Lutung Kasarung sebenarnya pas dengan kondisi negeri saat ini dimana wabah corona sedang gencar-gencarnya melanda seluruh dunia.Â
Dibutuhkan pahlawan untuk membebaskan negeri ini dari wabah corona, dan Lutung Kasarung adalah sosok yang tepat untuk itu. Dalam cerita iklan ini dia bersama Purbasari membebaskan istana dari kunkungan penyihir dan akhirnya merekapun bisa merayakan hari raya dengan gembira.
Di tengah wabah corona yang belum juga mereda, kita perlu pesan-pesan yang bernada optimis untuk membangkitkan semangat masyarakat yang semakin terpuruk. Semangat hidup harus tetap dibangun agar tercipta imun tubuh yang kuat untuk melawan berbagai penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apalagi hingga saat ini belum ditemukan obat yang ampuh untuk melawan virus tersebut, jadi hanya antibodi tubuhlah yang dapat bertarung melawannya.
Pesan yang ingin disampaikan dalam iklan sangatlah jelas, berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Ramadhan kali ini kebetulan memang sedang puncak-puncaknya wabah corona melanda negeri ini. Namun melihat angka kesembuhan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir serta angka kasus yang semakin datar membuat kita optimis di hari raya nanti kita bisa bebas merayakannya dan wabah corona mulai mereda. Seluruh rakyat negeri ini akan bergembira ria saat hari lebaran tiba, persis seperti akhir iklan sirup ternama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H