Jadi Ramadhan kali ini benar-benar menguji keimanan seseorang untuk beribadah, apakah tulus dari hati yang paling dalam atau sekedar ikut-ikutan dalam keramaian di masjid.
Biasanya orang senang beribadah karena dilakukan bersama-sama di masjid. Sholat berjamaan bersama, mendengarkan pengajian bersama, i'tikaf pun juga bersama-sama di masjid.
Sekarang kita dipaksa untuk membangun kesadaran beribadah mulai dari sholat tarawih sendiri di rumah, mencari kultum di internet, hingga melaksanakan i'tikaf mandiri juga di rumah. Tak ada lagi medium yang bisa dilakukan secara bersama untuk menghindari penularan virus corona yang begitu cepat dan masif.
Inilah ujian sebenarnya bagi mereka yang bertaqwa. Ibadah kita benar-benar tak bisa dilihat orang, persis seperti makna puasa yang hanya bisa dinilai oleh diri sendiri dan Alloh SWT. Takkan ada orang yang tahu apakah kita benar-benar berpuasa atau sekedar menahan lapar dan haus.Â
Ibadah dilakukan di ruang sunyi jauh dari keramaian masjid dan tatapan orang lain. Disinilah akhirnya akan teruji seberapa besar keikhlasan kita dalam beribadah, apakah benar-benar dari hati yang paling dalam atau memang berharap pujian dari orang yang melihat ibadah kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H