(S) "Jadi sekarang ikut naik ongkosnya pak?"
(T) "Enggak lah. Lagian bentar lagi juga turun harganya, denger-denger sih di sana (China) sudah produksi lagi."
(S) "Biasanya sebelum wabah corona berapa pak sehari?"
(T) "Sebenarnya sih ga jauh beda. Cuma kalau hari-hari biasa kan bervariasi, ada yang bikin kunci mobil, kunci motor, kunci rumah, malah jarang yang gandain kunci gembok,"
(T) "Sekarang ramainya orang bikin kunci gembok soalnya banyak portal yang ditutup. Jadi mereka bikin sendiri-sendiri buat keluar masuk komplek biar ga ganggu pak RT atau petugas keamanan, karena tidak semua portal dijaga,"
Benar juga sih, di gang saya juga tidak ada yang jaga, jadi satu-satunya jalan ya bikin kunci ganda daripada harus mengganggu pak RT setiap mau keluar rumah.Â
Lagipula tidak sekedar penyebaran virus yang dijaga, tapi juga keamanan komplek yang semakin rawan kejahatan akibat krisis ekonomi yang semakin meluas serta kabar dibebaskannya narapidana dari penjara membuat takut warga komplek.
Kemarin saja petugas keamanan berhasil memergoki orang tak dikenal yang berusaha untuk merusak gembok sebuah toko. Untunglah keburu ketahuan tapi orang tersebut masih berhasil lolos dari kejaran petugas.Â
Belum lagi orang lalu lalang tak jelas arah dan tujuan karena kebetulan jalan di depan rumah biasanya merupakan jalan pintas motor supaya tidak memutar kalau lewat jalan biasa.
Namun dampaknya terasa buat pedagang kecil yang biasa lewat depan rumah seperti tukang bubur ayam, burjo, tukang tahu, tukang roti, mereka harus memutar dulu ke gerbang utama dan harus balik lagi ke gerbang yang sama.Â
Padahal belum tentu mereka lewat jalan depan rumah ada yang beli. Kasihan juga sudah jauh-jauh memutar tak ada yang beli sama sekali.