Ternyata tak selama wabah selalu membawa musibah, namun selalu ada saja blessing in disguise di dalamnya. Salah satunya adalah tukang duplikat kunci dekat rumah saya.Â
Kebetulan pas menjelang diberlakukannya PSBB, tiap-tiap RW diminta untuk melakukan 'lockdown' lokal alias karantina mandiri masing-masing seperti yang sudah dilakukan di beberapa daerah.
Beberapa pintu gerbang dikunci dan hanya disediakan satu pintu keluar saja. Berhubung kebetulan di gang saya juga digembok sementara hanya motor yang bisa lewat ke gerbang utama, terpaksa saya harus menggandakan kunci gembok palang pintu di gang saya.Â
Datanglah saya ke pak RT untuk meminjam kunci gembok dan menggandakannya di tukang kunci tersebut.
Begitu tiba, saya langsung ditembak tukang duplikat kunci. "Mau bikin kunci gembok ya?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling, padahal belum sepatah katapun saya ucapkan.
"Tahu aja pak. Emang banyak yang pesen kunci gembok ya?" saya balik tanya.
"Iya pak. Hari ini saja ada 20 kunci satu perumahan, terus ada beberapa lagi pesan untuk perumahan yang lain. Total adalah 30-40 kunci per hari. Tuh baru saja orang selesai ambil 5 kunci," katanya sambil menunjuk orang yang baru saja berlalu dari warungnya.
"Pesen berapa pak?" tanyanya lagi.
Saya (S) "Satu aja pak, cuma buat saya koq."
Tukang (T) "Oooo, kirain selusin seperti yang lain hehehe. Biasanya mereka kolektif sih, pak RTnya yang bikinin, nanti diganti sama warganya."
(T) "Tapi harga bahan sekarang naik, kalau dulu 22 Ribu per 10 ikat, sekarang jadi 37 Ribu, padahal seminggu lalu masih 32 Ribu. Dulu bebas ambil berapa ikat, sekarang dijatah sama agen karena inikan barang impor dari China, pas kebetulan di sana baru saja kena wabah jadi sempat ga produksi. Otomatis harga naik."