Munculnya wabah corona yang tak diduga sebelumnya mengubah pola acara resepsi pernikahan. Sekarang resepsi hanya bisa dihadiri oleh keluarga terdekat atau tetangga sekitar saja, tak boleh lagi mengundang banyak tamu dari luar.Â
Undangan hanya bersifat pemberitahuan dan sebagai gantinya acara resepsi dilakukan secara online dan live streaming yang bisa ditonton lewat medsos seperti yutub, FB, atau IG. Sumbangan bisa ditransfer online, sementara kalau dalam bentuk kado bisa dikirim lewat ojol atau jasa paket.
Tak ada lagi katering, cukup masak sendiri bersama kerabat karena undangannya terbatas. Dekorasi juga tak perlu terlalu mewah karena cukup pelaminan buat kedua mempelai yang disandingkan. Studio foto juga tak terlalu diperlukan lagi, cukup kamera hape untuk merekam peristiwa dalam ruang kecil tersebut. Apalagi para penari dan tukang bunga, sudah benar-benar hilang. Tinggal tukang rias saja mungkin yang masih diperlukan untuk mendandani pengantin sekaligus menata pelaminannya.Â
Berita baiknya, acara resepsi pernikahan kembali pada khittahnya, bukan lagi pada gengsinya. Pada dasarnya pernikahan adalah melegalkan hubungan dua orang pasangan berbeda jenis untuk membentuk suatu keluarga serta menghasilkan keturunan untuk melestarikan alam ini. Pernikahan bukanlah pesta sesaat yang berharap pujian orang khususnya para undangan, tetapi lebih kepada pemberitahuan kepada orang-orang yang dikenal sebagaimana telah diwajibkan oleh agama agar tidak menimbulkan fitnah di kemudian hari.
Wabah corona telah mengembalikan esensi dari pernikahan itu sendiri, walau harus ada yang dikorbankan. Mungkin bisnis EO tak lagi menarik di masa datang, namun sebaliknya berkah bagi bisnis jasa ekspedisi dan transaksi online. Lalu apakah setelah PSBB atau wabah berakhir semua kembali seperti semula? Hanya Tuhan yang tahu segalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H