Januari boleh dibilang menyimpan kenangan kelam musim lalu buat Liverpool. Sebagai pemuncak paruh musim lalu, justru di bulan Januari performa Liverpool melambat. City yang semula tertinggal 7 poin perlahan tapi pasti mulai merangkak naik menyusul Liverpool hingga menjadi juara dengan hanya selisih satu poin saja!
Titik balik kemuraman Liverpool dimulai pada laga pembuka awal tahun baru 2019, ketika Liverpool justru kalah dari saingan beratnya Manchester City 2-1.
Gol Aguero di menit ke-40 sempat disamakan oleh Firmino menit ke-64 babak kedua untuk memanjangkan nafas Liverpool sebagai pemegang tahta. Namun 8 menit kemudian Leroy Sane membungkam fans Liverpool untuk memenangkan City sekaligus membuka jalan menjadi juara Premier League musim itu.
Sejak saat itu performa Liverpool mulai tak stabil sementara jarak nilai dengan City semakin mendekat menjadi 4 poin. Walau City sempat kalah dari Newcastle di penghujung Januari, namun Liverpool malah tak memanfaatkan kesempatan tersebut karena tertahan seri oleh Leicester City di kandang sendiri 1-1 dan hanya menambah jarak satu poin saja.
Posisi Liverpool semakin kritis di bulan Februari karena tertahan seri oleh West Ham 1-1 dan MU serta Everton dengan skor kacamata, dan hanya menang dua kali selama bulan tersebut. Sementara di lain sisi City langsung ngegas dengan lima kemenangan beruntun sehingga klasemen berbalik di awal bulan Maret ketika City menang lawan Bournemouth 3-0 sementara Liverpool kembali tertahan oleh Everton.
Setelah itu baik Liverpool maupun City tak tertahankan lagi meraih 9 kemenangan beruntun. Liverpool sebenarnya sempat berharap MU dapat menahan laju City karena main di Old Trafford. Namun apa daya MU juga sedang limbung sehingga dengan mudah dilibas 2-0. Pupus sudah asa Liverpool untuk mengakhiri 29 tahun tanpa gelar Premier League. Juara Liga Champion menjadi satu-satunya hiburan buat klub dari kota kelahiran band legendaris the Beatles tersebut.
Musim ini Liverpool tak banyak memasukkan pemain baru dan relatif mematangkan serta mengkompakkan squad yang sudah ada. Walau beberapa kali bikin deg-degan karena nyaris selalu unggul tipis serta gol kemenangan terjadi di injury time, performa Liverpool boleh dikata relatif stabil hingga melewati paruh musim ini. Kekompakan pemain semakin teruji dan buah kesabaran Klopp selama empat setengah tahun mulai berbuah.
Setelah melewati 22 pertandingan Premier League musim ini, Liverpool semakin mantap menduduki klasemen dengan raihan 64 poin, jauh di atas peringkat kedua sang juara bertahan yang hanya meraih 48 poin dengan satu pertandingan lebih.Â
Satu-satunya klub yang bisa menahan seri hanya Manchester United di Old Trafford tanggal 20 Oktober 2019 lalu, namun semalam di kandang sendiri Liverpool menuntaskan kegeraman fans dengan menekuk lawan yang sama 2-0 sekaligus memperpanjang rekor tak pernah kalah di Premier League sejak terakhir dikalahkan City setahun lalu.
Liverpool berpeluang memperpanjang selisih angka bila berhasil mengalahkan West Ham dalam partai tunda yang berlangsung akhir bulan ini di kandang lawan. Sementara itu lawan berat yang masih menanti hanya tinggal tiga, City, Arsenal dimainkan di kandang lawan, dan Chelsea di kandang sendiri. Klub pesaing lain seperti Leicester, Spurs, dan MU sudah kandas oleh Liverpool dua kali di musim ini.
Kemungkinan klub lain yang bakal mengganjal Liverpool hanyalah derby dengan Everton yang memang menjadi musuh abadi sekota, dan Wolves yang performanya semakin menanjak akhir-akhir ini. Ujian sesungguhnya bakal terjadi hari Jumat besok saat Liverpool bertemu Wolves di Molineux Stadium.Â