Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang Kado Pernikahan ala Matryoshka

12 Januari 2020   12:58 Diperbarui: 12 Januari 2020   13:04 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Acara Resepsi Pernikahan (Dokpri)

* * * *

Ada plus minus pemberian kado atau uang dalam acara pernikahan. Kalau kado, plusnya langsung dapat digunakan, atau minimal ada kenangan siapa yang memberinya. Apalagi kalau yang memberi orang spesial, pasti akan terkenang selamanya. Misalnya kado mantan pacar dulu atau pejabat sekelas walikota tentu akan disimpan menjadi kenangan tak terlupakan.

Minusnya, banyak barang sejenis yang akhirnya tak terpakai, seperti setrikaan, kan cukup satu atau maksimal dua dalam satu rumah. Menjual kado juga bukan hal mudah, jadi lebih baik dibagi atau disimpan untuk kado berikutnya. Jadi tidak ada niat untuk balik modal setelah menyelenggarakan pesta pernikahan.

Awalnya memberi uang terkesan tak etis karena dianggap membayar makanan dan sewa gedung. Namun lama kelamaan akhirnya menjadi tradisi hingga sekarang. Uang memang lebih praktis, simple, dan bisa digunakan untuk membeli apa saja termasuk keperluan sehari-hari sang pengantin. Hanya kesannya agak kurang sopan, apalagi kalau nilainya terlalu kecil, bisa-bisa dianggap pelit oleh sang pengundang atau pengantin. 

Ada kesan seolah resepsi pernikahan sekarang lebih kepada 'menjual' acara, apalagi bagi orang terkenal yang sampai menjual ritual pernikahannya ke sebuah stasiun televisi. Resepsi bukan lagi acara yang sakral, tapi malah seperti jual beli di restoran saja. Wajar kalau stand kambing guling cepat habis karena para tamu merasa sudah 'membayar' makanannya. Bahkan ada yang salaman belakangan sekalian pamit setelah puas menikmati seluruh hidangan yang disajikan.

Saya sendiri merindukan suasana buka kado yang misterius itu, penasaran apa isinya. Kadang ada yang iseng membungkus seperti Matryoshka, bungkusnya berlapis tapi isinya kecil, walau kadang berupa cincin emas kalau lagi beruntung. Kalau sekarang cuma penasaran berapa rupiah yang ada dalam amplop dan sudah bisa diduga dilihat dari ketebalannya. Jadi ga seru lagi buka amplopnya, tak seperti buka kado seperti Matryoshka tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun