Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seru dan Amannya Empat Hari Jelajah Papua

11 Desember 2019   17:15 Diperbarui: 11 Desember 2019   17:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandara Douw Aturure Nabire (Dokpri)
Bandara Douw Aturure Nabire (Dokpri)

Pagi harinya kami kembali terbang menuju Nabire yang merupakan lokasi survei terakhir. Di sini tak lama, hanya sekitar lima jam saja karena sorenya harus terbang menuju Biak. Padahal jika punya waktu panjang kita bisa melihat Hiu dan Paus di perairan pantainya. Laiknya kota-kota besar di Papua, seperti Jayapura, Merauke, Timika, Nabire juga banyak diisi para pendatang yang sebagian besar berasal dari Sulawesi (Makassar, Toraja) dan Jawa yang merupakan eks transmigran. Para pendatang umumnya sudah tinggal puluhan tahun dan berbaur dengan penduduk lokal sehingga tidak tampak lagi perbedaan di antara mereka.

Pantai Nabire (Dokpri)
Pantai Nabire (Dokpri)

Cuacanyapun sama-sama panas, lebih panas dari Jakarta, sekitar 32-35 derajat Celsius di siang hari. Namun keamanan tetap terjamin di sini, jauh dari aroma kerusuhan seperti di Jayapura dan Wamena. Kotanya juga tidak terlalu ramai dan lebih banyak didominasi oleh perdagangan hasil bumi lokal. Seperti Merauke, Nabire juga menjadi daerah tujuan transmigrasi sehingga banyak wajah-wajah Jawa bertebaran di pusat kota, di samping orang Makassar dan Toraja.

Sorenya perjalanan dilanjutkan menuju Biak. Uniknya, pesawat yang kami naiki dari Timika ke Nabire tadi adalah juga pesawat yang menuju Biak. Rupanya rute pesawat tersebut adalah Biak - Nabire - Timika - Nabire - Jayapura - Nabire - Biak, jadi mereka sempat ke Jayapura dulu saat kami berjibaku di Nabire. Pramugarinyapun masih ingat dengan wajah lugu kami dan tersenyum simpul melihat kami kembali bersama mereka. Sebenarnya kami ke Biak hanya transit untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta esok harinya, karena tak ada pesawat langsung dari Nabire.

Jejak Jepang di Biak (Dokpri)
Jejak Jepang di Biak (Dokpri)

Biak adalah pulau tersendiri yang lepas dari daratan Papua. Pulau Biak terkenal saat perang dunia karena menjadi salah satu pijakan kodok (leap frog) pasukan MacArthur saat mengalahkan Jepang di medan perang Pasifik. Landasannya merupakan yang terpanjang keempat di Indonesia dan mampu didarati pesawat berbadan besar. Maklum bekas bandara militer yang mengangkut peralatan perang seperti tank. Dulu pernah ada rute Garuda tujuan Los Angeles dengan transit di Biak dan Honolulu, namun karena terus merugi rute tersebut ditutup.

Bandara Frans Kaisiepo Biak (Dokpri)
Bandara Frans Kaisiepo Biak (Dokpri)

Namun gedung bandaranya tak sepadan dengan panjang landasannya, ibarat rumah mungil dengan halaman luas sekali. Terminalnya sempit dan berhimpitan dengan jalan raya yang juga kecil menuju bandara. Kondisinya lebih mirip bandara perintis ketimbang bandara internasional yang disandangnya. Lagipula karena bukan kota tujuan, kemungkinan tidak akan dikembangkan lebih besar lagi seperti Timika.

Pintu Masuk Gua Jepang (Dokpri)
Pintu Masuk Gua Jepang (Dokpri)

Kotanya sendiri juga tidak terlalu besar namun bersih, mungkin yang paling bersih di antara kota-kota lain di Papua. Wisata di sini lebih mengandalkan peninggalan perang dunia kedua seperti gua Jepang dan pantainya yang indah. Selebihnya menjadi tumpuan pertahanan wilayah karena disinilah berkumpul tiga angkatan sekaligus untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI. Posisinya memang strategis untuk menangkal serangan musuh sebelum masuk ke daratan Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun