Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Aplikasi untuk Semua Saat Darurat di Tempat Terpencil

19 November 2019   10:36 Diperbarui: 19 November 2019   10:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika di Pangkalpinang, Bangka, sore itu aku janjian dengan seorang kawan yang tinggal di kota tersebut. Cuma aku agak bingung naik apa karena nyaris tak ada angkutan umum menuju ke rumahnya, sementara naik ojek biasa tidak ada yang mangkal di depan hotel. Maklum, hotelnya agak jauh dari pusat kota dan lebih dekat ke bandara.

"Pakai Grab aja, nanti gue share location ya," balas kawanku setelah membaca kebingunganku.

"Emang ada Grab di kota sekecil ini?" tanyaku kembali.

"Emang cuma kota besar aja yang ada Grab?" dia malah balik bertanya sembari nyindir.

Tak sampai lima menit, pengemudi GrabBike datang dan langsung mengantarku ke rumah kawan itu. Tak terasa hari sudah malam, saatnya untuk kembali ke hotel. Sebenarnya kawan aku mau ngantar ke hotel, tapi karena jaraknya cukup jauh, kutolak halus dengan alasan sudah pesan Grab. Walau menunggu agak lama, sekitar 15 menit, ternyata masih ada juga GrabBike yang mau mengantar padahal sudah di atas jam 10 malam.

"Ga takut bang ngantar malam-malam begini? Sepi lho, apa ga takut?" tanyaku penasaran, koq mau-maunya gelap-gelapan nekat menjemputku.

"Yach namanya cari rezeki bang, gimanapun saya siap siap antar!" jawabnya lugas.

"Ga takut dibegal bang?"

"Percayalah sama Tuhan bang, kalau sudah rezeki ga akan lari. Tapi kalau sudah nasib, apa boleh buat."

Besoknya, saya coba pesan GrabFood karena di sekitar hotel tidak ada warung yang buka saat sudah larut malam. Mau ke pusat kota kondisi lagi tepar setelah survei seharian, mau makan di hotel harganya lumayan menguras jatah uang harian. Apa boleh buat terpaksa harus pesan online, sekalian memanfaatkan promo diskon 10% dan gratis ongkir. Tak sampai setengah jam, mie bangka terenak di kota Pangkalpinang sudah tiba di lobby.

Lain waktu di Bandar Lampung, pas hari terakhir sebelum pulang ke Jakarta, seperti biasa saatnya berburu oleh-oleh makanan dan cinderamata. Namun lokasinya agak berjauhan satu sama lain sehingga perlu sewa mobil karena malas untuk berganti angkot. Sayangnya tak ada sewa mobil tradisional yang bisa jam-jaman, maunya minimal pemakaian 12 jam. Untung ada aplikasi GrabRent yang bisa sewa hingga 4 jam sehingga bisa mengirit biaya sewa sampai separuhnya, bahkan sekalian mengantar sampai bandara. Lumayan kan jatah sewa sisanya bisa buat beli oleh-oleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun