Energi aparatur habis hanya untuk mengurusi asap, padahal masih banyak urusan lain yang lebih penting dari sekadar kabut asap.Â
Lalu, akankah kabut asap menghilang bila ibu kota benar-benar pindah ke Kalimantan?
Saya skeptis kalau pola penanganannya masih seperti itu lagi. Ibu kota negara bakal dikurung oleh asap setiap tahunnya tanpa daya.Â
Hari libur kerja bertambah panjang gara-gara asap, bukan karena cuti bersama. Atau memang ini yang diinginkan agar ibu kota tidak jadi pindah?Â
Hanya Tuhan dan pelakunya saja yang tahu. Yang jelas, kehadiran kabut asap merupakan kode keras bagi calon ibu kota negara agar dipertimbangkan kembali pilihan tersebut, atau harus berani menghantam pelaku tanpa pandang bulu sebelum ibu kota benar-benar pindah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H