Satu demi satu pelayanan publik di negeri ini mulai bebenah. Sejak Trans Jakarta mulai dikembangkan sebagai moda angkutan massal terpadu di Jakarta, lalu disusul PT. KAI merevolusi total pelayanan kereta apinya, sekarang giliran DAMRI juga mulai bertransformasi menyesuaikan diri dengan era yang serba digital saat ini.
Dulu DAMRI mungkin jadi pilihan terakhir bila sudah tidak ada lagi bis atau angkutan lain atau semuanya penuh. Bis-bisnya tua dan kumuh, sering berhenti di pinggir jalan padahal bis eksekutif, bahkan mengangkut penumpang gelap alias tak terdaftar di manifes. Walaupun ada checker tapi tetap saja praktek tersebut berlangsung selama puluhan tahun lamanya.
Di loket DAMRI Bandara tidak lagi tiket sobekan kuning seperti dulu, tapi sudah berganti dengan e-ticket yang langsung dicetak sesuai tujuan. Dulu ketika masih bentuk karcis, saya sering asal naik bis saja yang penting keluar tol bandara baru nyambung ke taksi di luar tol atau Trans Jakarta.
Minggu lalu ketika dinas luar kota ke Lampung, saya sedikit takjub dengan perubahan total yang dilakukan DAMRI. Tiketnya sudah bisa dipesan online melalui aplikasi DAMRI Apps, atau bisa juga melalui Trav***ka.Â
Buat yang pesan on the spot juga tersedia layar monitor yang bisa dilihat langsung oleh calon penumpang untuk memilih jenis bis dan kursi yang diinginkan serta ketersediaan kursi, persis seperti di Terminal Larkin seperti yang pernah saya tulis di sini.
Sayangnya jarak antar kursi agak sempit, maklum kelas paling bawah. Untuk kelas Royal dengan seat 1-2 alias hanya 3 kursi sebaris duduknya agak lega. Hanya karena masih bis lama jadi belum tersedia colokan data, tapi sudah tersedia wifi untuk berselancar sambil naik bis.
Seperti KAI, sekarang pesen tiket bis DAMRI harus jauh-jauh hari karena sering kehabisan tiket pas hari-H. Apalagi kalau malam libur dan malam hari mulai kerja seperti Minggu malam Senin, sudah dipastikan habis beberapa hari sebelumnya. Saya sendiri kebagian naik kelas bisnis, kelas terendah karena kelas eksekutif dan royal class sudah habis saat pesan hari sebelumnya. Untung pas pulang saya pesan untuk dua hari ke depan sehingga masih tersedia kursi untuk royal class.
Selain toilet di ruang tunggu juga terdapat tempat menyusui bayi, serta layar televisi dan tentu colokan listrik. Di sudut terdapat meja check in seperti di bandara, jadi sebelum naik bis kita wajib check in terlebih dahulu untuk mendapatkan nomor bis yang akan dinaiki.