Pesta demokrasi telah usai setelah KPU mengetok palu menetapkan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin menjadi pemenang pilpres 2019 sekaligus mengukuhkan pakde kembali menjadi presiden RI lima tahun mendatang.Â
Namun banyak pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan pada periode kedua pemerintahan presiden Jokowi yang kali ini berpasangan dengan Kyai Haji Ma'ruf Amin. Paling tidak ada lima hal besar yang harus segera dituntaskan, antara lain:
1. Dehalusinasi pilpres
Meski para elite politik telah bersalam-salaman dan mulai bagi-bagi rezeki alias kursi, pesta demokrasi lima tahunan sekali ini ternyata masih menyisakan polarisasi terutama di tingkat bawah.Â
Walaupun informasi hoax telah jauh menurun, namun sayup sayup terdengar ada saja yang masih berusaha untuk membangkitkan halusinasi para pendukung, seperti akan membawa perkara pilpres ke mahkamah internasional, lalu narasi-narasi ketakutan bangkitnya orde baru, PKI, dan dominasi Tiongkok pada periode kedua ini.
Halusinasi semacam inilah yang harus segera di-counter dengan pendekatan kasih sayang seperti yang pernah saya tulis di sini. Pendekatan hukum hanya boleh dilakukan pada provokator dan penyebar isu-isu tak jelas, namun jangan sekali-sekali melakukan pendekatan yang sama terhadap para pendukung yang masih belum bangun dari tidurnya tersebut.Â
Pakde perlu lebih berani blusukan ke kantong-kantong mereka, membangunkan mereka dari tidur panjangnya sambil berdialog untuk menepis berbagai isu-isu negatif tersebut.
Pakde tak mungkin sendirian melakukan hal ini, sehingga perlu didukung pula oleh pimpinan daerah dan para tokoh masyarakat untuk melakukan dehalusinasi pasca pilpres tersebut.Â
Jangan terburu-buru membawa persoalan tersebut ke ranah hukum, sadarkan mereka bahwa pertarungan telah usai, tunggu lima tahun lagi untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginannya.
2. Pendidikan budi pekerti dan etika
Pakde Jokowi dalam berbagai kesempatan selalu menyampaikan bahwa pada periode kedua ini akan lebih menekankan pada pembangunan SDM. Namun yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah penekanan pada pembangunan mental dan spiritual, khususnya pada peningkatan pemahaman akan budi pekerti dan etika.Â