Wacana pemindahan ibukota negara sepertinya bakal berlanjut terus ditandai dengan berkumpulnya para gubernur dan kepala Bappenas membahas calon ibukota baru (1) dan perjalanan Presiden Jokowi di awal bulan puasa ke beberapa calon lokasi ibukota baru (2). Paling tidak sudah ada empat lokasi yang ditawarkan dengan tiga lokasi di Kalimantan (Kaltim, Kalsel, Kalteng) dan satu di Sulawesi (Sulbar) (3).Â
Presiden Jokowi sendiri sejauh ini sudah meninjau Bukit Soeharto di Kaltim yang terletak di daerah Samboja, Kutai Kartanegara yang berada di antara Balikpapan dan Samarinda, dan segitiga Palangkaraya-Gunung Mas-Katingan. Dilihat dari berbagai posting dan ciutan netizen, Palangkaraya bakal jadi calon favorit kuat karena pernah diusulkan oleh Presiden Soekarno tahun 1957, masih banyak tersedia lahan kosong, kotanya juga tidak terlalu padat, dan (konon) berada di tengah-tengah Indonesia.
Namun benarkah kota Palangkaraya berada di tengah Indonesia? Mari kita cermati posisi geografis Indonesia dengan bantuan aplikasi Google Maps. Berdasarkan titik koordinat geografis, Indonesia berada di antara 6 LU - 11 LS (P. Miangas - P. Rote) dan 95 BT - 141 BT (P. Breueh - Skouw/P. Papua). Artinya titik tengah Indonesia berada kira-kira di titik 2.5 LS - 118 BT dan itu berada di tengah laut Selat Makassar seperti terlihat di gambar peta di atas.
Karena berada di atas laut, tidak mungkin ibukota didirikan kecuali dibangun Waterworld ala Kevin Costner. Lalu daerah manakah yang berada paling dekat dari titik tengah tersebut?Â
Ada dua pulau besar yang berdekatan dengan titik tersebut yaitu Kalimantan dan Sulawesi. Lebih tepatnya lagi di antara pantai timur Kalimantan antara Kalsel dan Kaltim, dan pantai barat Sulawesi Barat. Namun dari titik tersebut lebih dekat ke arah Sulawesi daripada Kalimantan.
Di sisi Sulawesi, kota besar terdekat adalah Mamuju yang kebetulan juga merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Kota tersebut masih relatif sepi dengan jumlah penduduk kurang dari 300 ribu jiwa.Â
Lahan kosongnya masih relatif luas, namun kondisi geografisnya sebagian besar berbukit-bukit sehingga kurang cocok untuk dikembangkan sebagai ibukota negara. Dari sisi demografi, lebih banyak suku-suku lokal yang bermukim di Mamuju seperti suku Mandar, Bugis, Toraja, Makassar, dan sebagian pendatang terutama dari Jawa.
Dari sisi infrastruktur, Mamuju juga memiliki bandar udara Tampa Padang namun masih berukuran kecil dan hanya bisa didarati maksimal pesawat Boeing 737 sehingga perlu perluasan bandara yang memerlukan biaya besar.Â
Jalan nasional ke arah Mamuju sendiri juga tidak terlalu lebar dan masih banyak kerusakan jalan yang harus diperbaiki. Mamuju juga memiliki pelabuhan Belang-Belang dengan kapasitas maksimal 1500 DWT dan pelabuhan ferry tujuan Balikpapan.
Di sisi Kalimantan, ada kota Balikpapan dan wilayah sekitarnya termasuk Bukit Soeharto yang telah ditinjau Jokowi hari Selasa kemarin. Ditinjau dari sisi infrastruktur tentu wilayah ini jauh lebih siap daripada wilayah lainnya. Jalan tol Balikpapan - Samarinda sebentar lagi selesai dan progresnya sudah mencapai 85% sehingga diharapkan bulan Juli sudah bisa beroperasi (4).Â
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan merupakan bandara terbesar di Kaltim dan sudah melayani rute internasional disamping rute domestik. Selain itu di Samarinda juga terdapat bandara APT Pranoto yang baru saja diresmikan tahun lalu. Balikpapan dan Samarinda juga memiliki pelabuhan besar yang mampu melayani kapal-kapal besar dan kapal penumpang Pelni.