Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo di Barat, Jokowi di Timur, lalu Siapa di Tengah?

24 Maret 2019   08:56 Diperbarui: 24 Maret 2019   14:02 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Anda kurang percaya dengan survei-survei pilpres dari lembaga survei, cobalah ngobrol dengan para supir taksi online/ofline atau supir rental. Menurut saya omongan mereka jauh lebih akurat daripada sampling yang dipilih oleh lembaga-lembaga survei tersebut. 

Boleh percaya atau tidak, tapi setidaknya mereka lebih jujur dalam mengemukakan pendapat mengenai  pilpres daripada institusi yang kadang sudah terafiliasi dengan pilihan tertentu.

Beberapa kali tugas ke daerah selama masa kampanye pilpres maupun pileg, saya sempatkan untuk ngobrol seputar pilpres dengan supir taksi atau rental yang saya tumpangi. Ada yang terus terang terbuka mengenai pilihannya, ada pula yang malu-malu, tapi sebenarnya sudah terlihat arah pilihannya. Selain itu mereka juga bercerita tentang pilihan pilpres para penumpangnya.

Ketika berkunjung ke Batam, supir sedikit malu-malu menceritakan pilihannya. Dia seperti ngeles ketika saya tanya siapa capres jagoannya. Alasannya karena ga enak, takut menyakiti hati tamunya karena berbeda pilihan. 

Seperti kejadian yang sempat viral di medsos, penumpangnya pernah minta turun dari taksinya gara-gara dia cerita tentang sosok paslon jagoannya. Sejak itu dia tidak lagi terbuka bercerita dengan penumpang, tapi justru lebih banyak masukan dari para penumpangnya.

Berdasarkan pengalamannya selama pilpres ini, para penumpangnya sebagian besar pendukung 02. Rara-rata karena kondisi ekonomi yang masih tak menentu, harga-harga yang tak kunjung turun walau relatif stabil, dan tak lupa sentimen anti asing atau negara tertentu diselipkan dalam setiap perbincangan. 

Sang supir juga beberapa kali mengantar tamu yang berwajah sipit seperti cerita banyaknya tenaga kerja asing yang tidak mampu berbahasa Inggris, apalagi Indonesia. Bayar taksipun pakai kalkulator di hape biar jelas angkanya dan mereka minta diantar ke sebuah tempat penampungan dekat kawasan industri.

Di Pekanbaru, supir lebih terang-terangan menyatakan dukungannya pada paslon 02. Menurut ceritanya, masyarakat di sini solid mendukung paslon 02 karena keyakinan religinya dan dianggap mampu membawa perubahan. Sikapnya yang tegas dan berwibawa menambah keyakinan akan pilihan mereka yang kurang cocok dengan penampilan petahana sekarang.

Di Padang lebih kental lagi pilihan pada paslon 02 yang dianggap mampu mengubah keadaan karena sikapnya yang anti asing dan aseng. Rata-rata mereka memang tak suka dengan partai pengusung petahana sehingga lebih condong memilih lawannya, walau secara ideologi tak jauh berbeda di antara keduanya.

Lain lagi cerita dari wilayah timur, rata-rata lebih cenderung pilihannya pada paslon 01. Mereka merasa lebih diperhatikan pembangunannya oleh petahana dibanding para presiden pendahulunya. Beberapa kali petahana datang ke Kupang untuk meninjau proyek-proyek seperti bendungan, perbatasan, jalan antar negara dan selalu disambut meriah masyarakat di sana.

Setali tiga uang dari Kupang, di Manado juga demikian. Supir rental yang saya sewa benar-benar membanggakan petahana yang rajin bertandang ke Manado serta memberikan perhatian lebih seperti pembangunan tol Manado - Bitung, pembangunan jalan lingkar Manado, pembukaan bandara Miangas sehingga mereka bisa pulang kampung dengan cepat dari Manado.

Di Makassar, kondisi relatif berimbang antara dua paslon. Ada yang mendukung paslon 01, ada pula yang memilih 02. Para pendukung 01 alasannya hampir sama dengan wilayah timur lainnya, karena petahana lebih memperhatikan pembangunan di wilayah timur yang selama ini tertinggal dari wilayah barat. Sementara pemilih 02 lebih didasari pada keyakinan religius dan kurang suka dengan partai pengusungnya.

Lalu bagaimana di tengah? Rasanya hampir sama, yang ke arah timur lebih condong ke paslon 01, sementara yang ke arah barat lebih condong ke paslon 02. Pulau Jawa ke arah barat lebih condong ke 02, sementara dari tengah ke timur sampai ke Bali jelas cenderung ke 01. Kalimantan juga hampir seluruhnya ke 01, kecuali Kalsel dan Kalbar serta NTB yang cenderung ke 02.

Sekali lagi saya sampaikan, penilaian ini berdasarkan hasil ngobrol-ngobrol dengan para supir taksi atau rental yang bercerita tentang pilihannya dan para penumpangnya yang pernah disupirinya. Namun hasil survei ini jika dibandingkan dengan peta sebaran percakapan di medsos yang dilansir oleh Evello menunjukkan kecenderungan yang hampir sama seperti terlihat di peta di atas, dimana di barat lebih condong ke paslon 02, sementara di timur ke paslon 01.

Benar atau tidaknya hasil ngobrol ngalor ngidul ini, kita buktikan tanggal 17 April 2019 mendatang. Saya kira tidak hanya pemerasan dan kekerasan yang terjadi di taksi online, tapi juga pilihan pilpres dapat ditelusuri di sini. Saya lebih percaya pengamatan mereka ketimbang lembaga survei karena benar-benar menggambarkan kondisi nyata di lapangan. Jadi kalau mau tahu siapa calon pemenang pilpres, tanyalah pada supir taksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun