Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Debat Pilpres yang Tertukar

19 Maret 2019   13:28 Diperbarui: 20 Maret 2019   08:36 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi vs Sandiaga (Sumber: suratkabar.id)

Seharusnya akan lebih seru bila Pak Prabowo berhadapan dengan Kyai Ma'ruf Amin atau Pakdhe Jokowi berhadapan dengan Om Sandiaga Uno. Saya membayangkan bila ide-ide Pakdhe Jokowi yang out of the box berhadapan dengan ide-ide segar Om Sandi yang rajin turun ke lapangan. 

Sungguh ideal seandainya Pakdhe Jokowi menyampaikan berbagai kartu yang akan dikeluarkan, bersaing dengan satu kartu sakti e-KTP-nya Om Sandi. Akan ada adu argumen kuat di antara mereka berdua tanpa terhalangi rasa sungkan karena perbedaan generasi yang cukup jauh. Ide OK Oce Om Sandi juga akan lebih mantul bila dihadapkan dengan ide unicorn-nya Pakdhe Jokowi.

Demikian pula bila Pak Prabowo dengan ide ekonomi anti-asing berhadapan dengan Kyai Ma'ruf Amin yang lebih menekankan pada ekonomi berbasis syariah, tentu lebih seru dibicarakan di ruang debat.

Apalagi bila materinya disesuaikan, misalnya materi tentang kebangsaan, sosial, hukum, HAM, dibahas oleh Pak Prabowo dan Kyai Ma'ruf. Sementara materi yang bersinggungan dengan generasi muda seperti ekonomi kreatif, tenaga kerja, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, dibahas oleh Pakdhe Jokowi dan Om Sandiaga.

Saya akan mantengin televisi kalau kedua pasangan yang tertukar tersebut berdebat karena pasti seru banget tanpa ada sekat generasi.

Mumpung masih ada dua sesi debat lagi, akan lebih baik bila calon lawannya disilang, Jokowi vs Sandiaga dan Prabowo vs Ma'ruf. Kita bisa saja melihat debat yang lebih terbuka dan lepas tanpa beban bila kedua pasangan tersebut ditukar.

Apakah hal ini dibolehkan aturan atau tidak, keputusan berada di tangan KPU. Saya hanya berharap sebuah debat yang lebih bermutu, lepas dari segala norma yang membelenggu dan rasa ewuh pakewuh karena perbedaan generasi yang begitu jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun