Tahun ini tepatnya sepuluh hari ke depan pemerintah kembali membuka lowongan CPNS tahun 2018 dengan total 238.015 formasi yang harus diisi (sumber berita di sini).Â
Tentu ini merupakan angin segar bagi para wisudawan baru maupun para pencari kerja untuk segera memeroleh pekerjaan tetap di tengah krisis ekonomi global sekarang ini.Â
Persaingan CPNS sekarang semakin ketat, melebihi SBMPTN atau seleksi yang dilakukan pihak lain. Ujiannya saja bahkan dilakukan di stadion, gelora, aula besar, menandakan animo masyarakat semakin tinggi untuk "berbakti" kepada negara walaupun gajinya tak sebesar risiko yang harus dihadapinya.Â
Kalau cuma sekedar lulus tes, Anda mungkin bisa mengikuti bimbingan tes dan sejenisnya hingga lulus jadi CPNS. Tapi banyak yang tak siap menghadapi hal-hal yang akan terjadi setelah diangkat menjadi CPNS. Oleh karena itu sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya pikirkan dulu apakah Anda siap untuk menghadapi hal-hal seperti ini:
1. Siap ditempatkan di mana saja di seluruh Indonesia
Ini syarat mutlak yang selalu ada di setiap naskah perjanjian kerja yang tertuang baik dalam SK CPNS maupun PNS. Anda harus siap ditempatkan di daerah terpencil, rawan bencana, di ujung terluar negara, susah akses, dan segala kesusahan lainnya, apalagi CPNS pemerintah pusat yang harus siap beredar di seluruh pelosok tanah air.Â
Kalau beruntung seperti saya memang enak, bisa bekerja di pusat, tapi tak banyak yang bisa bernasib demikian, apalagi perintah presiden dan pak menteri, para CPNS muda harus digojlok dan dimatangkan dulu di daerah, baru yang terbaik dipindah ke pusat.Â
Jadi kalau tidak siap pindah-pindah apalagi ke daerah antah berantah, jangan jadi PNS pusat, daftar saja jadi PNS daerah yang penempatannya tak akan jauh dari wilayah daerah itu sendiri. Misal di Pemkot Bandung penempatannya paling jauh di Cibiru atau Gedebage.
2. Siap bekerja 24 jam sehari tujuh hari seminggu
Zaman sekarang ini dituntut pelayanan prima, apalagi masyarakat semakin rewel dan banyak maunya, jadi Anda harus siap bekerja 24 jam sehari, tujuh hari seminggu tanpa uang lembur yang pasti.Â
Kadang lagi enak tidur tengah malam, bos menelpon minta bantuan siapkan bahan paparan untuk besok pagi, atau misal ada bencana di suatu daerah, malam itu juga bisa diperintahkan untuk berangkat tanpa kecuali. Walau jam kerja resminya mulai dari jam 8.00 - 16.30 setiap harinya, tapi kenyataannya waktu pulang bisa lebih dari itu, bahkan bisa lewat tengah malam dan harus masuk pagi seperti biasa.Â
Jadi Anda harus siap secara fisik dan mental untuk bekerja siang malam tanpa kenal waktu dan tempat, tanpa berharap dapat uang lembur atau honor yang kadang ada kadang tidak. Contohnya seperti CPNS baru di sebuah kementerian yang langsung dikirim ke medan gempa untuk membantu percepatan pemulihan kembali wilayah tersebut.
3. Siap mengerjakan apa saja dengan segala kondisinya
PNS terutama di struktural harus siap bekerja apa saja, bahkan jadi supir tembak sekalipun walau kita ini adalah tukang insinyur. Saya pernah membuat konsep surat sendiri, mengetik sendiri, paraf sendiri, sampai melipat dan mengantar surat itu sendiri, cuma tanda tangan saja yang tak boleh saya kerjakan karena itu wewenang bos.Â
Kadang kalau supir bos sakit atau izin terpaksa kita harus gantikan untuk mengantar beliau rapat ke tempat lain. Jadi Anda harus siap dengan keahlian lain yang diperlukan mendadak, seperti jadi EO, atau mandor, atau ojol dan sebagainya kalau ingin cepat dikenal pimpinan dan rekan sejawatnya.Â
Kita tak bisa memilih pekerjaan dan memilih bos, apapun risikonya harus dihadapi dengan lapang dada. Kondisi kantor tak nyaman, bos yang seenaknya, harus siap dihadapi kalau memang tetap ingin jadi PNS.
4. Siap dikritisi dan didemo masyarakat
Seperti telah ditulis di atas, zaman sekarang ini masyarakat lebih banyak menuntut hak daripada melaksanakan kewajiban. Sebagai abdi negara, Anda harus siap melayani tuntutan masyarakat mulai dari yang halus hingga paling kasar sekalipun dengan tetap senyum dan santun.Â
Repotnya masyarakat kadang tak memahami aturan atau prosedur langsung mendatangi kantor begitu saja dan tak mau tahu siapa sebenarnya yang berwenang menangani kasusnya. Misal yang rusak jalan kabupaten, tapi protesnya ke presiden, padahal wewenang perbaikan jalan ada di bupati.Â
Kadang-kadang protes tersebut berlanjut jadi demo, bukan hanya sekedar mengkritisi bahkan juga kadang jadi persekusi oknum massa pada aparat yang sedang menjalankan tugasnya.
Baca Juga: Nasib PNS Zaman Sekarang
5. Siap diawasi perilaku dan kehidupan sosial
Perilaku kita juga bakal jadi sorotan masyarakat, sehingga harus berhati-hati terutama menulis sesuatu di medsos atau menampakkan kekayaan di depan masyarakat. Sekarang tak bisa lagi PNS kelihatan bergaya hidup mewah karena akan menjadi sorotan masyarakat.Â
Begitu pula dengan ketikan di medsos juga menjadi perhatian masyarakat, salah menulis bisa-bisa dipersekusi habis di kolom komentar, bahkan bisa jadi dituntut ke ranah hukum.Â
Privasi, terutama setelah menjadi pejabat, menjadi barang langka karena setiap langkahnya bakal menjadi perhatian umum, bahkan harus mengisi LHKPN yang akan diumumkan ke publik. Jadi tak ada lagi ruang sembunyi di balik aktivitas sebagai pejabat publik.
* * * *
Saya menulis lima hal di atas karena banyak pertanyaan tentang CPNS ke email saya setelah mendaftar dan lulus, namun ternyata tidak siap menghadapi hal-hal tersebut dengan berbagai alasan, seperti sedang hamil, ikut suami, tidak cocok penempatannya, tidak nyaman dengan atasan, dan berbagai keluhan lainnya yang sebenarnya bisa diatasi.Â
Daripada menyesal setelah tes, ada baiknya memang merenung terlebih dahulu, apakah Anda sudah siap jadi PNS? Karena jadi PNS hanya bisa sekali, percuma Anda mengeluh setelah lolos semua tes dan menerima SK CPNS. Setiap pilihan selalu akan ada resiko, tinggal apakah siap atau tidak menanggung resiko tersebut. Kalau tak siap, lupakanlah mimpi jadi PNS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H