Lihatlah nasib yang dialami Nazaruddin cs, tidak ada seorangpun yang membela nasibnya ketika terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Demikian pula kasus eKTP yang berlarut-larut karena setiap orang yang terlibat pasti berusaha menghindar dari jeratan kasus tersebut. Padahal sudah demikian besar para napi kasus tipikor yang rela berkorban demi partai dan organisasinya, namun hanya di PHP oleh induk semangnya sendiri.
Zaman berubah, pola pengorbanan turut bergeser. Ketika sebelum merdeka kita rela mengesampingkan ego pribadi dan golongan, namun kala sudah merdeka justru kita malah menuntut hak dan mengabaikan kewajiban. Para elit politik hanya mempertontonkan pengorbanan bagi partai dan golongannya sendiri. Rakyat di bawahpun mau tak mau mengikuti tingkah para elitnya yang berlaku demikian.
Untunglah di zaman medsos sekarang ini, di kalangan akar rumput justru ada sebagian pemuda yang rela mengorbankan dirinya untuk berjuang membangun bangsa.Â
Kejadian bencana yang terjadi di berbagai belahan negeri justru berhasil ditangani oleh para pemuda ini yang tidak banyak berkilah namun tetap bekerja keras untuk menyelesaikan masalah. Sayangnya orang-orang seperti ini tenggelam oleh riuh rendahnya akrobat elit politik yang masih saja mementingkan diri dan golongannya sendiri.
Lalu kita sendiri, berkorban untuk siapakah sebenarnya? Silakan renungkan sendiri, apa yang sudah bisa kita berikan buat diri, keluarga, bangsa dan negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H