Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inggris Vs Belgia, Pertarungan Memperebutkan Sepatu Emas

13 Juli 2018   22:18 Diperbarui: 14 Juli 2018   03:30 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: twitter.com/beanymansports)

Pertandingan memerebutkan tempat ketiga besok memang sudah tidak terlalu penting lagi buat kedua kesebelasan. Mereka hanya akan berebut medali perunggu serta memertahankan prestise saja untuk sekedar menaikkan peringkat, minimal bertahan di posisi yang sama. Kebetulan sebelum gelaran piala dunia Belgia bertengger di posisi ketiga, sementara Inggris berada di posisi 12.

Bagi Inggris mungkin ini bisa jadi pertarungan balas dendam karena di fase grup mereka (sengaja) kalah dari Belgia untuk menghindari bertemu dengan tim-tim besar. Sayangnya pembagian braket yang menguntungkan Inggris justru malah dimanfaatkan Kroasia untuk melaju ke final. Sementara bagi Belgia tentu tidak akan melepaskan pertandingan ini begitu saja agar tetap bertahan di peringkat tiga seperti sebelum piala dunia bergulir.

Bagi saya, tidak penting siapa yang menang besok, tapi lebih penting siapa yang berhasil meraih sepatu emas mengingat hanya dua orang yang berpeluang yaitu Harry Kane dan Romelu Lukaku.

Posisi Harry Kane lebih menguntungkan karena sudah mencetak enam gol, sementara Lukaku baru mencetak empat gol, butuh minimal tiga gol untuk mengejar ketinggalan dengan catatan Harry Kane tidak menambah gol, lebih baik lagi bila tidak bermain hari itu.

Baca juga: Mampukah Ronaldo Memecah Mitos Angka Enam?

Di awal piala dunia bergulir, Ronaldo membuat awal yang bagus dengan mencetak hattrick melawan Spanyol sehingga peluang untuk meraih sepatu emas sangat besar mengingat dua lawan berikutnya relatif lebih ringan. Sayangnya justru di tiga partai terakhir, Ronaldo hanya menambah satu gol ke gawang Maroko, sementara kesempatan menambah gol melalui titik penalti malah digagalkan penjaga gawang Iran.

Perhatian saya lantas beralih pada Harry Kane, sang kapten termuda di piala dunia yang juga tampil impresif di awal piala dunia. Dua gol disarangkan ke gawang Tunisia dan tiga gol, dua diantaranya lewat penalti, ke gawang Panama. Saat melawan Panama Kane diistirahatkan untuk dimainkan penuh saat menghadapi Kolombia di perdelapan final.

Kane sempat mencetak satu gol ke gawang Kolombia melalui titik penalti untuk menggenapkan raihan golnya menjadi enam. Sayangnya di dua partai terakhir Kane gagal menambah pundi-pundi golnya dan Inggrispun terdampar di semifinal.

Pesaing berat Kane, Romelu Lukaku juga demikian. Mencetak dua gol di dua pertandingan pertama, perolehan gol Lukaku seret hingga partai semifinal. Ketatnya pengawalan lawan membuat Lukaku kesulitan untuk mencari celah mencetak gol.

Untungnya dia tidak egois sehingga membiarkan peluang mencetak gol karena dikawal ketat membuat Chadli yang tidak terkawal berhasil membobol gawang Jepang di menit terakhir yang membawa Belgia melaju ke perempat final.

Di bawah Lukaku ada Griezmann dan Mbappe yang sudah mencetak tiga gol, namun rasanya sulit untuk melampaui perolehan Lukaku, apalagi Kane. Melawan Kroasia di final bukan pekerjaan mudah bagi salah satu dari mereka berdua untuk membobol gawang lebih dari satu gol. Griezmann berpeluang mencetak gol dari titik putih apabila terjadi pemberian hukuman di kotak terlarang tersebut, namun hanya untuk menyamai Lukaku saja.

Melihat kurang pentingnya pertandingan besok, rasanya mitos angka enam bakal tidak terpecahkan dan menambah deret empat kali piala dunia berturut-turut top skornya tidak melebihi angka enam. Hanya Ronaldo (Brasil) saja pernah melampaui angka enam sejak tahun 1978.

Sementara rekor Just Fontaine dengan 13 gol dalam satu piala dunia akan tetap abadi selama 64 tahun pada piala dunia mendatang. Kemungkinan Kane hanya akan menyamai rekor Ronaldo, itupun kalau masih semangat bermain atau diturunkan pelatih Gareth Southgate.

Walau gagal merebut piala dunia, Inggris tentu tidak mau kehilangan muka, minimal ada yang memeroleh penghargaan dan hal itu sudah ada di depan mata. Sebagai pelatih, seyogyanya Southgate memainkan Kane secara penuh dan tidak perlu diganti bila tidak terjadi cedera yang parah. Berikan kesempatan bagi Kane untuk menambah koleksi golnya demi meraih gelar sepatu emas atau golden boot sebagai sebuah prestasi tersendiri bagi Inggris.

Ingat, jangan nonton bola tanpa kacang garuda. Saksikan perjuangan Harry Kane merebut gelar top skor piala dunia sekaligus meraih sepatu emas sebagai pelipur lara bagi Inggris, setelah Gary Lineker di tahun 1986.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun