Rahangnya patah dan rontok dua giginya sehingga harus dibopong keluar lapangan, padahal baru saja Battiston masuk ke lapangan sepuluh menit yang lalu menggantikan Genghini. Platini bahkan menyangka Battiston sudah meninggal dunia akibat kerasnya tabrakan. Anehnya wasit tidak memberikan kartu atau peringatan kepada Schumacher dan membiarkannya mengambil tendangan gawang seolah tidak terjadi apa-apa.
Drama demi drama yang terjadi di piala dunia 1982 yang baru saja mengujicoba format baru dengan 24 tim, membuat FIFA merevisi kembali beberapa aturan untuk dilaksanakan di piala dunia berikutnya. Selain pertandingan terakhir grup yang dilaksanakan bersamaan, format babak kedua diubah dari grup menjadi sistem gugur hingga pertandingan final. Tendangan adu penalti untuk menentukan pemenang juga mulai diberlakukan pada turnamen ini, dengan Perancis vs Jerman Barat sebagai pelaku pertamanya.
Sayang mentalnya masih lemah saat dikerjai Claudio Gentile sebanyak 23 kali pelanggaran hingga keduanya dikenakan kartu kuning, terutama Maradona yang memprotes wasit tidak mengusir Gentile. Maradona yang ftustasi akhirnya memperoleh kartu merah saat melawan Brasil akibat kesal karena menjadi target pengawalan ketat dan menjegal Batista yang mengawalnya dengan keras.
Jasmerah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Sejarah tidak hanya mengingat masa lalu, tapi juga mengambil pelajaran penting untuk diperbaharui di masa datang. Drama akan selalu berulang walau sudah dibantu VAR sekalipun. Ingat, jangan nonton bola tanpa kacang garuda. Saksikan drama berikutnya di perempat final Piala Dunia 2018 Rusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H