Jalan-jalan saat lebaran memang ngeri-ngeri sedap. Sedapnya karena kita berjumpa dengan sanak saudara, ngerinya melihat kemacetan yang luar biasa di jalan. Untuk jalur Pantura mungkin sekarang tidak terlalu parah karena sudah ada jalan tol yang mempercepat aksesibilitas antar kota.Â
Tidak demikian dengan jalur selatan yang masih mengandalkan jalur Nagreg sebagai urat nadi lalulintas menuju Tasikmalaya hingga ke Banjar dan Cilacap.
Setiap tahun saat lebaran dan tahun baru, jalur ini bagai neraka karena macetnya yang sangat luar biasa. Sejak hari pertama lebaran, kemacetan sudah dimulai dari bundaran Cicalengka hingga turunan Nagreg karena terjadi bottle neck di ujungnya.Â
Kemudian kemacetan terjadi lagi di Limbangan karena banyaknya aktivitas penduduk lokal di depan pasar Limbangan serta ada perempatan. Setelah itu pertigaan Lewo dan Malangbong, lanjut di tanjakan/turunan Gentong hingga ke pertigaan Suryalaya dan Pasar Ciawi menjadi titik rawan kemacetan.
Kondisi jalannya saat ini sudah 90% mulus terutama antara Sumedang - Wado - Malangbong, walau ada di beberapa titik agak sedikit ajrut-ajrutan karena harus mendaki bukit dan ada patahan jalan.
Waktu tempuh Sumedang - Malangbong kalau lancar sekitar 40 menit sampai satu jam saja, paling lambat satu setengah jam. Kalaupun macet di Tanjungsari bisa ditambah waktunya antara setengah hingga satu jam untuk menembus pasar yang ramai.Â
Bila melalui jalur Nagreg waktu tempuh bisa empat - lima jam saat libur lebaran sekarang ini. Dari segi jarak memang lebih panjang sekitar 22 kilometer, tapi dari segi waktu bisa menghemat satu hingga tiga jam, bahkan lebih kalau di Nagreg diberlakukan buka tutup.
Di sepanjang jalan Sumedang - Malangbong via Wado terdapat dua SPBU yang buka 24 jam selama lebaran ini. Rumah makan juga ada di daerah Darmaraja dan Situraja. Dibanding lewat jalur Nagreg, antrian di SPBU dan rumah makan tidak terlalu padat.Â
Namun hati-hati saat memasuki Darmaraja karena jalan lama diputus akibat pembangunan waduk Jatigede, jadi kita harus melalui jalan baru yang tidak terlalu jelas plang penanda atau petunjuk jalannya.Â
Setelah memasuki Malangbong kita bertemu kembali dengan kendaraan dari jalur Nagreg. Kemacetan biasanya terjadi menjelang memasuki tanjakan/ turunan Gentong hingga ke pertigaan Suryalaya dan pasar Ciawi. Lalu itu baru lalulintas agak lancar hingga ke jalan pintas Rajapolah. Untuk menghindari macet di Gentong memang tidak ada jalan lain yang terdekat sehingga pasrah saja menikmati kemacetan.
Sebenarnya ada jalan lain dari Wado ke Cikijing lewat Bantarujeg, lalu tembus ke jalan pintas Rajapolah lewat Panjalu. Namun lumayan jauh juga memutar bila melalui jalan tersebut, bisa selisih sekitar 50 kilometer dari jalan normal.Â
Tapi kalau kondisi Gentong macet parah seperti yang saya alami ketika kembali ke Bandung dari Ciawi, rute tersebut layak untuk dicoba. Bayangkan saja, dari pasar Ciawi hingga Malangbong yang "hanya" berjarak 15 kilometer harus ditempuh selama tiga setengah jam karena adanya buka tutup jalan.
* * * *
Kalau mau berpetualang sekaligus menghindari macet di tanjakan Gentong bisa juga dicoba jalur Rajapolah - Panjalu - Cikijing - Maja - Wado - Sumedang - Jatinangor - tol Cileunyi. Perhatikan garis warna hijau yang ditunjukkan panah Jalur Panjalu dan Jalur Cikijing. Memang tampak memutar, tapi justru paling lancar daripada lewat Gentong. Untuk lebih jelas bisa dibaca di Google Maps.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H