Messi boleh berjaya bersama Barcelona dalam sepanjang kariernya menjadi pemain sepakbola. Namun di level kompetisi antarnegara, ternyata Messi bukan siapa-siapa.
Nasibnya berbanding terbalik dengan maestro sepakbola Diego Maradona, yang hanya sempat mampir sebentar di Barcelona selama dua tahun. Selebihnya, berkarier di klub medioker seperti Napoli dan membawa klub tersebut juara Serie A untuk pertama kalinya pada musim 1986/1987--dan gelar berikutnya pada tahun 1988/1989.
Sementara di ajang Piala Dunia, justru Maradonalah yang bersinar dan pernah membawa pulang piala tersebut tahun 1986 di Meksiko.
Debut Messi di Piala Dunia dimulai tahun 2006 pada pertandingan kedua Argentina saat menghadapi Serbia Montenegro yang berakhir dengan skor 6-0 sekaligus mencetak gol pertamanya.
Namun Messi hanya tampil tiga kali, setelah itu pada laga terakhir grup melawan Belanda dan melawan Meksiko di perdelapan final. Saat melawan Jerman di perempat final, Messi hanya duduk manis di bangku cadangan menyaksikan timnya tersingkir tragis lewat adu penalti.
Tahun 2010 Messi mulai dipercaya penuh bermain sejak awal. Namun sayangnya tak satupun gol tercipta dari kaki maupun kepalanya.
Argentina pun tersingkir lebih awal di perdelapan final, lagi-lagi dengan musuh yang sama, Jerman. Tak tanggung-tanggung, Argentina dihajar empat gol tanpa balas yang langsung mengantarnya kembali ke kampung halaman. Messi seperti kehilangan taji dan tak berdaya menghadapi timnas Jerman yang begitu perkasa menggilas Argentina.
Di Piala Dunia Brasil empat tahun lalu, Messi mulai menampakkan taringnya. Empat gol disarangkan masing-masing satu gol ke gawang Bosnia Herzegovina (2-1), Iran (1-0) dan Nigeria (3-2) di fase grup. Namun di fase gugur, Messi mulai menampakkan kemandulannya dan tak mampu menambah pundi-pundi gol hingga ke partai puncak.Â
Hingga pada akhirnya, dan untuk ketiga kalinya, Jerman menyudahi perlawanan Argentina di perpanjangan waktu melalui gol pemain cadangan Mario Goetze di menit ke-115. Messi pun kembali menangis karena gagal menyamai prestasi seniornya Maradona.
Di laga perdana Piala Dunia 2018 melawan Islandia, Messi kembali mengalami nasib sial. Tendangan penalti yang seharusnya menjadi penentu kemenangan Argentina digagalkan dengan tepisan Halldorson yang bermain gemilang malam ini. Skor tetap imbang 1-1 hingga wasit meniup peluit akhir.
Messi gagal maning-gagal maning menjadi Messias bagi timnas Argentina karena dua tembakannya pun hanya melayang tipis di samping dan atas mistar gawang.
Rasa frustasi yang sempat membuatnya mundur dari timnas setelah kegagalan di Piala Amerika 2016, akan tetapi tak sampai seminggu ia mengubah keputusannya dan ikut membawa Argentina lolos kualifikasi Piala Dunia 2018.
Namun melihat pertandingan melawan Islandia barusan, tampaknya Messi memang benar-benar bakal pensiun selamanya setelah hajatan piala dunia usai.
Tapi jangan frustasi dulu, masih ada dua pertandingan lagi yang akan menentukan nasib Argentina masuk ke babak berikutnya.
Ingat, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda, apalagi buat pendukung Argentina. Ngemil kacang sangat penting untuk mendukung Argentina maju ke babak berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H