Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Messi Memang (Bukan) "Mesias" bagi Argentina

16 Juni 2018   22:33 Diperbarui: 16 Juni 2018   23:36 2825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi Menepuk Jidat (Sumber: http://banjarmasin.tribunnews.com)

Messi boleh berjaya bersama Barcelona dalam sepanjang kariernya menjadi pemain sepakbola. Namun di level kompetisi antarnegara, ternyata Messi bukan siapa-siapa.

Nasibnya berbanding terbalik dengan maestro sepakbola Diego Maradona, yang hanya sempat mampir sebentar di Barcelona selama dua tahun. Selebihnya, berkarier di klub medioker seperti Napoli dan membawa klub tersebut juara Serie A untuk pertama kalinya pada musim 1986/1987--dan gelar berikutnya pada tahun 1988/1989.

Sementara di ajang Piala Dunia, justru Maradonalah yang bersinar dan pernah membawa pulang piala tersebut tahun 1986 di Meksiko.

Debut Messi di Piala Dunia dimulai tahun 2006 pada pertandingan kedua Argentina saat menghadapi Serbia Montenegro yang berakhir dengan skor 6-0 sekaligus mencetak gol pertamanya.

Namun Messi hanya tampil tiga kali, setelah itu pada laga terakhir grup melawan Belanda dan melawan Meksiko di perdelapan final. Saat melawan Jerman di perempat final, Messi hanya duduk manis di bangku cadangan menyaksikan timnya tersingkir tragis lewat adu penalti.

Tahun 2010 Messi mulai dipercaya penuh bermain sejak awal. Namun sayangnya tak satupun gol tercipta dari kaki maupun kepalanya.

Argentina pun tersingkir lebih awal di perdelapan final, lagi-lagi dengan musuh yang sama, Jerman. Tak tanggung-tanggung, Argentina dihajar empat gol tanpa balas yang langsung mengantarnya kembali ke kampung halaman. Messi seperti kehilangan taji dan tak berdaya menghadapi timnas Jerman yang begitu perkasa menggilas Argentina.

Di Piala Dunia Brasil empat tahun lalu, Messi mulai menampakkan taringnya. Empat gol disarangkan masing-masing satu gol ke gawang Bosnia Herzegovina (2-1), Iran (1-0) dan Nigeria (3-2) di fase grup. Namun di fase gugur, Messi mulai menampakkan kemandulannya dan tak mampu menambah pundi-pundi gol hingga ke partai puncak. 

Hingga pada akhirnya, dan untuk ketiga kalinya, Jerman menyudahi perlawanan Argentina di perpanjangan waktu melalui gol pemain cadangan Mario Goetze di menit ke-115. Messi pun kembali menangis karena gagal menyamai prestasi seniornya Maradona.

Di laga perdana Piala Dunia 2018 melawan Islandia, Messi kembali mengalami nasib sial. Tendangan penalti yang seharusnya menjadi penentu kemenangan Argentina digagalkan dengan tepisan Halldorson yang bermain gemilang malam ini. Skor tetap imbang 1-1 hingga wasit meniup peluit akhir.

Messi gagal maning-gagal maning menjadi Messias bagi timnas Argentina karena dua tembakannya pun hanya melayang tipis di samping dan atas mistar gawang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun