Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menyusuri Jalan Tol Semarang - Surabaya Saat Mudik

12 Juni 2018   23:03 Diperbarui: 13 Juni 2018   03:04 20345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Tol Ngawi - Kertosono yang Masih Mulus (Dokpri)

Setelah tiba di Semarang kemarin (Senin 11 Juni 2018), kami beristirahat semalam di sebuah hotel sebelum melanjutkan perjalanan ke arah timur. Esoknya kami kembali menyusuri jalan tol Trans Jawa, mulai dari tol Dalam Kota Semarang dilanjutkan ke tol Semarang- Solo. Jalan tol ini sudah beroperasi sejak tahun 2011 dan hingga kini baru beroperasi hingga Salatiga yang dibuka tahun 2017. Kondisi jalannya masih cukup bagus dan bisa melaju kencang walau agak menanjak.

Cerita sebelumnya: Menjajal Jalan Tol Fungsional Pemalang - Batang

Gerbang Tol Colomadu Solo (Dokpri)
Gerbang Tol Colomadu Solo (Dokpri)
Sayangnya karena kondisi lalu lintas padat di jalan tol fungsional Salatiga - Solo, mobil kami dipersilakan keluar gerbang tol Salatiga dan melanjutkan perjalanan melalui jalan kampung ke arah gerbang tol Colomadu (sebelum Kartosuro) melalui Suruh dan Simo. Jalannya relatif sempit namun mulus walau tidak lurus dan agak berliku karena berada di kaki bukit. Butuh waktu satu jam lebih sedikit dari keluar gerbang tol Salatiga hingga masuk gerbang tol di Colomadu.

Persilangan Jalan Karena Jembatan Belum Selesai (Dokpri)
Persilangan Jalan Karena Jembatan Belum Selesai (Dokpri)
Memasuki jalan tol fungsional Solo - Ngawi di gerbang tol Colomadu, kondisi lalu lintas lancar dan tidak terlalu ramai kendaraan yang melintas. Secara umum jalan tol ini sudah selesai dikerjakan, namun ada beberapa titik persilangan yang belum selesai pembangunan jembatan penyeberangan sehingga kita harus melambatkan kendaraan untuk memberi jalan kepada yang melintas. 

Paling tidak ada sekitar lima titik persilangan yang belum dilengkapi jembatan terutama sisi tanjakannya, sementara badan jembatannya sendiri telah dibangun semua. Waktu tempuh Solo - Ngawi sekitar satu jam saja, sementara bila melalui jalan biasa bisa memakan waktu 2-3 jam tergantung kondisi lalu lintas.

Mulusnya Jalan Tol Solo - Ngawi (Dokpri)
Mulusnya Jalan Tol Solo - Ngawi (Dokpri)
Memasuki Ngawi, jalan tol berganti pengelola menjadi Ngawi - Kertosono dan sudah beroperasi penuh hingga Wilangan sehingga kita harus membayar tol secara penuh. Kondisi jalan tol juga mulus karena masih baru dioperasikan dan cukup nyaman dikendarai tanpa banyak ajrutan yang berarti. Waktu tempuh hanya sekitar setengah jam, namun di gerbang tol Wilangan macet karena hanya ada tiga gardu tol. Butuh waktu hampir 20 menit hanya untuk mengantri bayar tol saja.

Gerbang Tol Ngawi (Dokpri)
Gerbang Tol Ngawi (Dokpri)
Dari Wilangan kita harus keluar tol karena jalan lanjutan menuju Kertosono masih bersifat fungsional dan diberlakukan satu arah dari Surabaya. Keluar tol langsung dihadang kemacetan karena terjadi bottle neck dari dua lajur menjadi satu lajur. Setelah itu perjalanan kembali lancar hingga ke gerbang tol Bandar, tak jauh dari Kertosono. Kondisi jalan tidak terlalu mulus dan sempit karena hanya ada dua jalur bolak balik. Waktu tempuhnya sekitar satu setengah jam dari Wilangan karena terjebak macet.

Jalan Tol Ngawi - Kertosono yang Masih Mulus (Dokpri)
Jalan Tol Ngawi - Kertosono yang Masih Mulus (Dokpri)
Dari Bandar kami kembali masuk jalan tol Kertosono - Surabaya yang juga sudah beroperasi resmi dan berbayar. Kondisi jalan mulus dan kendaraan bisa dipacu dengan kecepatan maksimal tanpa hambatan berarti. Lalulintas juga tidak terlalu ramai sehingga waktu tempuh hingga Surabaya hanya satu jam saja. Sementara bila lewat jalan biasa bisa 2-3 jam lebih. Tepat saat azan Maghrib kami tiba di gerbang tol Warugunung yang merupakan gerbang terakhir sebelum memasuki kota Surabaya.

Gerbang Tol Sementara Wilangan (Dokpri)
Gerbang Tol Sementara Wilangan (Dokpri)
Berakhir sudah perjalanan saya melintasi jalan tol Trans Jawa dari Jakarta - Bandung, kemudian dilanjutkan dari Bandung - Semarang, lalu Semarang - Surabaya. Memang kami belum sepenuhnya melalui jalan tol karena adanya sistem buka tutup di jalan tol fungsional, seperti ruas Batang - Semarang, Salatiga - Kartasura, dan Wilangan - Kertosono. Total waktu tempuh: Jakarta - Bandung dua jam, Bandung - Batang empat jam, Batang  -Semarang satu setengah jam, Semarang - Solo satu setengah jam, Solo - Surabaya empat setengah jam. 

Gerbang Tol Bandar Kertosono (Dokpri)
Gerbang Tol Bandar Kertosono (Dokpri)
Uniknya, selama perjalanan tubuh tidak cepat lelah, berbeda dengan lewat jalan biasa yang terasa cepat capai setelah mengemudi lebih dari lima jam perjalanan. Buktinya saya masih sempat posting tulisan ini di Kompasiana. Memang bayar tolnya cukup mahal. Saldo tol awal 401.000 dari Bandung, sisa tinggal 25.000 saja ketika tiba di Surabaya. Bensin juga habis sekitar 500 Ribu Rupiah sekali jalan sepanjang 840 km.

Jalan Tol Kertosono - Surabaya (Dokpri)
Jalan Tol Kertosono - Surabaya (Dokpri)
Dari perhitungan waktu yang kami capai, bisa diperkirakan waktu tempuh Jakarta - Surabaya lewat jalan tol Trans Jawa yang masih belum penuh hanya sekitar 12 jam saja tanpa istirahat panjang. Kalau seluruh ruas sudah beroperasi, mungkin waktu tempuhnya bisa mencapai 9-10 jam saja. Catatan: Jarak dari Bandung - Cikampek sama dengan Jakara - Cikampek, jadi bisa diartikan Jakarta - Batang sama dengan Bandung - Batang.

Finis di Gerbang Tol Warugunung (Dokpri)
Finis di Gerbang Tol Warugunung (Dokpri)
Esok kami akan kembali ke Bandung untuk berlebaran sekaligus bersilaturahmi dengan keluarga. Belum jelas rute mana yang diambil, tergantung situasi lalin di peta mbah gugel. Buat yang belum mudik bisa memperkirakan waktu tiba di tujuan dengan patokan yang saya pakai di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun