Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menggapai Malam Seribu Bulan

10 Juni 2018   07:43 Diperbarui: 10 Juni 2018   23:47 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Purnama (Dokpri)

Bulan Ramadhan memang bulan penuh keistimewaan buat umat Islam. Di bulan penuh berkah ini konon syaitan diikat dan dirantai di neraka agar tidak menggoda manusia. Jadi kalau ada manusia yang masih tergoda, berarti masih ada sifat syaitan bersemayam dalam dirinya. 

Walau kita harus menahan lapar dan haus di siang hari, serta menahan amarah di sepanjang hari bulan Ramadhan, berkahnya juga tak tanggung-tanggung. Pahala bakal diberikan berlipat ganda di bulan Ramadhan bagi umatNya yang ikhlas menjalankan ibadah puasa.

Salah satunya adalah malam Lailatul Qadr. Di malam inilah pertama kali Al Qur'an diturunkan, dan para malaikat turun ke bumi membagi rahmatNya kepada siapapun yang ikhlas beribadah padaNya. Saking mulianya sampai ada surat khusus dalam Al Qur'an yang membahas malam tersebut yaitu surat Al-Qadr yang berjumlah 5 ayat.

                   :  Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (1).

                   :  Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2).

                       :  Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (3).

                                  :   Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan (4).

                   :  Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5).

Malam Lailatur Qadr menjadi malam yang paling mulia, bahkan lebih baik dari seribu bulan. Jadi apapun yang dilakukan pada malam itu akan memperoleh pahala yang besarnya lebih dari seribu bulan atau sekitar 83 tahun empat bulan. Bayangkan betapa nikmatnya manusia yang beribadah di malam tersebut karena nilainya setara dengan amal yang dilakukan selama seribu bulan.

Di zaman modern ini amat sangat jarang manusia hidup 83 tahun empat bulan. Menurut WHO dalam rilisnya seperti dikutip katadata di sini, angka harapan hidup rata-rata manusia tertinggi berada di Jepang dengan usia rata-rata 74,9 tahun, disusul Singapura 73,9 tahun, dan Korea Selatan 73,2 tahun. Sementara angka rata-rata harapan hidup di seluruh dunia hanya 63,1 tahun, persis seperti usia Nabi Muhammad SAW. Indonesia sendiri berada pada angka 69,7 tahun.

Ini berarti bahwa rata-rata umur hidup manusia di dunia ini tidak mencapai angka 83 tahun. Artinya bahwa Alloh memberikan bonus luar biasa bagi umatNya yang ikhlas beribadah di malam Lailatul Qadr karena nilainya melebihi amal seumur hidupnya. Jadi alangkah meruginya manusia bila pada malam tersebut hanya tertidur pulas tanpa berbuat apapun di malam tersebut.

Kala Senja Menjelang Malam (Dokpri)
Kala Senja Menjelang Malam (Dokpri)
Namun kapan tepatnya malam tersebut datang, semua menjadi rahasia Alloh. Beberapa ulama berpendapat malam tersebut ada di tanggal ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berikut di bawah ini.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).

"Carilahlailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)

Harinya memang dirahasiakan agar manusia tetap konsisten beribadah dan beramal pada hari-hari lainnya, tidak hanya di bulan Ramadhan tapi juga di bulan-bulan lain sepanjang hidupnya. Kalau diberi tahu, nanti hanya pada malam tersebut saja manusia rajin beribadah, selebihnya hanya tidur-tiduran saja.

Berbagai cara dilakukan untuk menggapai malam seribu bulan ini, diantaranya:

  • melaksanakan i'tikaf atau menyendiri di dalam masjid, merenungkan segala yang telah diperbuatnya, memohon ampun, serta berdoa agar tetap berada di jalan yang lurus dan diridhoiNya.
  • melaksanakan shalat tahajjud, bermohon ampun dihadapanNya
  • membaca Al Quran hingga waktu sahur tiba
  • melaksanakan kajian agama
  • bertandang ke rumah anak yatim, fakir miskin, berbagi rezeki dengan mereka

Namun berhubung waktunya menjelang hari Lebaran, ada juga yang justru makin rajin berbelanja, atau malah waktunya terpotong macet saat pulang mudik ke kampung halaman. Lalu apakah salah yang mereka lakukan? Salah benar semua tergantung niat dalam hati, bagi yang berbelanja karena kebutuhan, bukan untuk memborong semua barang, atau pulang kampung karena niatnya silaturahmi, bukan untuk pamer mobil baru, saya kira tidak ada salahnya juga. 

Masalah pahala hanya Alloh yang tahu, bukan urusan kita. Kita hanya berupaya untuk meluruskan niat dalam beribadah dalam rangka menggapai kemuliaan seribu bulan yang diberikanNya pada kita. Pada akhirnya keikhlasan kitalah dalam menjalankan aktivitas ibadah yang akan dinilai olehNya, bukan besar kecil atau sedikit banyaknya ibadah yang kita lakukan.

Sumber : 

rumaysho.com

wiki/Lailatulkadar

katadata.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun