Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).
"Carilahlailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)
Harinya memang dirahasiakan agar manusia tetap konsisten beribadah dan beramal pada hari-hari lainnya, tidak hanya di bulan Ramadhan tapi juga di bulan-bulan lain sepanjang hidupnya. Kalau diberi tahu, nanti hanya pada malam tersebut saja manusia rajin beribadah, selebihnya hanya tidur-tiduran saja.
Berbagai cara dilakukan untuk menggapai malam seribu bulan ini, diantaranya:
- melaksanakan i'tikaf atau menyendiri di dalam masjid, merenungkan segala yang telah diperbuatnya, memohon ampun, serta berdoa agar tetap berada di jalan yang lurus dan diridhoiNya.
- melaksanakan shalat tahajjud, bermohon ampun dihadapanNya
- membaca Al Quran hingga waktu sahur tiba
- melaksanakan kajian agama
- bertandang ke rumah anak yatim, fakir miskin, berbagi rezeki dengan mereka
Namun berhubung waktunya menjelang hari Lebaran, ada juga yang justru makin rajin berbelanja, atau malah waktunya terpotong macet saat pulang mudik ke kampung halaman. Lalu apakah salah yang mereka lakukan? Salah benar semua tergantung niat dalam hati, bagi yang berbelanja karena kebutuhan, bukan untuk memborong semua barang, atau pulang kampung karena niatnya silaturahmi, bukan untuk pamer mobil baru, saya kira tidak ada salahnya juga.Â
Masalah pahala hanya Alloh yang tahu, bukan urusan kita. Kita hanya berupaya untuk meluruskan niat dalam beribadah dalam rangka menggapai kemuliaan seribu bulan yang diberikanNya pada kita. Pada akhirnya keikhlasan kitalah dalam menjalankan aktivitas ibadah yang akan dinilai olehNya, bukan besar kecil atau sedikit banyaknya ibadah yang kita lakukan.
Sumber :Â