Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menggapai Malam Seribu Bulan

10 Juni 2018   07:43 Diperbarui: 10 Juni 2018   23:47 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Purnama (Dokpri)

Kala Senja Menjelang Malam (Dokpri)
Kala Senja Menjelang Malam (Dokpri)
Namun kapan tepatnya malam tersebut datang, semua menjadi rahasia Alloh. Beberapa ulama berpendapat malam tersebut ada di tanggal ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berikut di bawah ini.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).

"Carilahlailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)

Harinya memang dirahasiakan agar manusia tetap konsisten beribadah dan beramal pada hari-hari lainnya, tidak hanya di bulan Ramadhan tapi juga di bulan-bulan lain sepanjang hidupnya. Kalau diberi tahu, nanti hanya pada malam tersebut saja manusia rajin beribadah, selebihnya hanya tidur-tiduran saja.

Berbagai cara dilakukan untuk menggapai malam seribu bulan ini, diantaranya:

  • melaksanakan i'tikaf atau menyendiri di dalam masjid, merenungkan segala yang telah diperbuatnya, memohon ampun, serta berdoa agar tetap berada di jalan yang lurus dan diridhoiNya.
  • melaksanakan shalat tahajjud, bermohon ampun dihadapanNya
  • membaca Al Quran hingga waktu sahur tiba
  • melaksanakan kajian agama
  • bertandang ke rumah anak yatim, fakir miskin, berbagi rezeki dengan mereka

Namun berhubung waktunya menjelang hari Lebaran, ada juga yang justru makin rajin berbelanja, atau malah waktunya terpotong macet saat pulang mudik ke kampung halaman. Lalu apakah salah yang mereka lakukan? Salah benar semua tergantung niat dalam hati, bagi yang berbelanja karena kebutuhan, bukan untuk memborong semua barang, atau pulang kampung karena niatnya silaturahmi, bukan untuk pamer mobil baru, saya kira tidak ada salahnya juga. 

Masalah pahala hanya Alloh yang tahu, bukan urusan kita. Kita hanya berupaya untuk meluruskan niat dalam beribadah dalam rangka menggapai kemuliaan seribu bulan yang diberikanNya pada kita. Pada akhirnya keikhlasan kitalah dalam menjalankan aktivitas ibadah yang akan dinilai olehNya, bukan besar kecil atau sedikit banyaknya ibadah yang kita lakukan.

Sumber : 

rumaysho.com

wiki/Lailatulkadar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun