Sebagai Presiden RI, Bung Karno rajin berkeliling Indonesia memantau kondisi wilayah yang rata-rata masih labil, salah satunya Gorontalo. Saat itu Gorontalo masih termasuk dalam Provinsi Sulawesi Utara dan rawan pemberontakan Permesta. Bung Karno ingin memastikan bahwa wilayah Gorontalo masih setia bergabung dengan NKRI dengan melihat langsung di lapangan.
Namun karena belum ada bandara, maka pesawat mendarat di permukaan Danau Limboto dan merapat di sebuah rumah yang menjadi museum sekarang ini. Inilah jejak Bung Karno yang masih tersisa di Gorontalo.
Papan Petunjuk Rumah Pendaratan (Dokpri)
Saya berkesempatan mampir ke
Museum Pendaratan Bung Karno untuk mengenang peristiwa sejarah yang terjadi pada tahun 1950 dan 1956 lalu. Museum ini hanyalah sebuah rumah yang didirikan Belanda di tepi Danau Limboto.
Di depan rumah tersebut terdapat dermaga yang bisa didarati juga oleh pesawat pada saat itu. Sayang permukaan Danau Limboto semakin surut sehingga tempat pendaratannya telah berubah menjadi padang rumput.
Ruang Utama Musium Pendaratan (Dokpri)
Di dalam rumah tersebut terdapat foto-foto kenangan Bung Karno saat mendarat di Gorontalo, dan ada radio kecil peninggalan beliau yang masih tersisa dan tersimpan rapi di sebuah lemari pajang beserta foto-foto lainnya.
Selain itu juga terdapat beberapa buku bacaan yang sepertinya tertinggal tidak sempat dibawa kembali oleh Bung Karno. Di sini juga tersedia suvenir berupa kaos bergambar Bung Karno yang dijual sebagai oleh-oleh.
Radio Peninggalan Bung Karno (Dokpri)
Rumahnya sendiri tidak terlalu besar ukurannya dan hanya terdiri dari ruang utama yang mendominasi rumah, dan ruang kecil di belakangnya. Hanya ada penjaga yang setia menunggu pengunjung, serta tiap pengunjung dimohon kesadarannya untuk menulis buku tamu dan menyisihkan rezeki untuk sumbangan museum. Tak banyak yang dapat dilihat kecuali foto-foto seperti diceritakan di atas.
Dermaga Pendaratan di atas Danau Kering (Dokpri)
Di luar bangunan rumah tampak beberapa saung yang terletak di tepi danau. Bangunannya relatif baru dan sepertinya memang untuk tempat nangkring wisatawan sambil bersantai menikmati suasana tepian danau.
Sayangnya karena air danau sedang surut tempat tersebut menjadi tidak menarik untuk ditongkrongi. Beberapa perahu tampak terbaring di tepian danau karena tidak bisa berlayar saat kondisi danau kering kerontang.
Saung Tepi Danau dan Perahu Terdampar (Dokpri)
Pemerintah sendiri sedang membangun waduk serta pengerukan Danau Limboto sejak tahun 2015 lalu. Diharapkan dengan selesainya pembangunan waduk di Limboto, air danau kembali normal seperti semula dan dapat mengairi persawahan yang ada di sekitar Danau Limboto.
Pemprov Gorontalo juga sedang mempersiapkan jalan lingkar Gorontalo yang melalui Limboto agar kawasan ini dapat berkembang sebagai tujuan wisata, karena selain danau dan museum juga terletak bangunan Benteng Otanaha.
Lihat Trip Selengkapnya