Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sulitnya Mencari Angkutan Umum di Negeri Jiran

17 April 2018   23:43 Diperbarui: 18 April 2018   00:16 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelabuhan Ferry Labuan (Dokpri)
Pelabuhan Ferry Labuan (Dokpri)
3. Labuan

Pulau Labuan adalah pulau kecil yang terletak di Kalimantan Utara, dekat dengan Brunei. Karena kecil jadi hanya ada taksi yang mengantar kesana kemari, tidak ada ojek atau angkot. Saya terpaksa sewa taksi untuk keliling pulau dengan ongkos lumayan mahal sambil menunggu kapal ferry menuju Brunei, daripada bengong selama empat jam lebih.

Halaman Stasiun Alor Setar (Dokpri)
Halaman Stasiun Alor Setar (Dokpri)
4. Keluar stasiun Alor Setar

Cerita ini bermula ketika saya hendak menyeberang ke Langkawi dengan kapal ferry. Dari KL saya naik bis ke Butterworth untuk kemudian disambung dengan kereta api menuju Alor Setar. Keluar stasiun Alor Setar hanya tersedia taksi yang menunggu di depan parkiran stasiun.

Tak ada angkutan umum sehingga saya harus berjalan kaki menuju pusat kota sekitar dua kilometer untuk menunggu bis tujuan pelabuhan ferry Kuala Kedah. Bisnya sendiri juga jarang lewat sehingga saya terpaksa menunggu sambil berjalan-jalan keliling kota hingga ke menara Alor Setar. Dua jam keliling baru ada bis lewat dan saya langsung naik menuju ke pelabuhan.

Terminal 1 Bandara KK (Dokpri)
Terminal 1 Bandara KK (Dokpri)
5. Dari terminal dua ke terminal satu KK

Kali ini saya harus berjalan kaki sejauh lima kilometer mengelilingi bandara Kota Kinabalu (KK) untuk berpindah terminal dari internasional ke domestik di pagi hari. Bis bandara baru ada jam 7 pagi, sementara jam tersebut saya sudah harus boarding. Taksipun ternyata juga belum ada sehingga saya terpaksa berjalan kaki menyusuri pagar bandara.

Tak tampak satupun ojek atau angkutan lain di sepanjang jalan, padahal saya masih berharap ada taksi lewat. Setelah satu jam berjalan kaki sampailah saya di terminal satu dengan kondisi dehidrasi akibat kelelahan jalan.

* * * *

Jadi pergi ke luar negeri belum tentu senyaman yang kita bayangkan. Butuh ongkos lebih mahal untuk membeli kenyamanan atau kaki kita harus kuat untuk berjalan kaki sampai menemukan transportasi umum terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun