Sebenarnya saya paling malas menginap di hotel dengan model dormitory atau kapsul, namun karena di kota besar Jepang harga kamar single sangat mahal, terpaksa saya harus menginap di tempat seperti ini. Alternatif lain di luar Jepang, kita bisa pesan kamar single yang memang pas untuk satu tempat tidur bila harganya tidak terlalu mahal, di bawah 300 Ribuan per malam. Toh selisihnya tidak jauh dengan harga kamar dormitory namun lebih nyaman dalam beraktivitas di kamar.
6. Beli tiket terusan
Tiket terusan biasanya berlaku untuk angkutan umum lokal atau MRT, walau di Jepang juga berlaku untuk angkutan antar kota dengan perusahaan sama. Ada juga tiket terusan untuk mengunjungi musium atau obyek wisata seperti di Turki, jadi kita tidak perlu membayar lagi tiap-tiap masuk obyek wisata. Ini lumayan menghemat daripada harus beli satuan, tetapi harus direncanakan dulu apakah kita memang sering menggunakan angkutan umum atau tidak. Kalau hanya selewat atau satu dua kali naik MRT misalnya tentu ini juga pemborosan.
* * * *
Saya sendiri agak menghindari nebeng karena tidak mau merepotkan orang lain. Lagipula kita tidak leluasa untuk bergerak dan agak mengganggu privasi yang memberi tebengan, kecuali memang ditawari dan kondisinya benar-benar aman. Berhemat bukan berarti tidak keluar uang, tapi memperketat alokasi penggunaan uang agar lebih banyak item yang bisa dibeli daripada habis untuk satu dua item saja (maksudnya sisa uang yang lain bisa dibelikan oleh-oleh atau mengunjungi lebih banyak tempat).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H