Setelah menanti beberapa waktu, akhirnya saya berkesempatan mengunjungi ibu kota provinsi termuda di Indonesia yaitu Kalimantan Utara (Kaltara) yang berkedudukan di Tanjung Selor. Awalnya kota ini hanyalah Ibu Kota Kabupaten Bulungan yang kemudian naik kelas sejak terbentuknya provinsi baru pecahan dari Kalimantan Timur tersebut.
Ket. Foto: bandara Tanjung Harapan (dokpri)
Saat pertama kali mendarat saya cukup kaget karena lebih tepat disebut bandara perintis ketimbang sekelas ibu kota provinsi. Landasannya hanya cukup untuk mendaratkan pesawat kecil saja dan area parkirnya juga sempit. Setelah keluar bandara saya disambut calo taksi yang menawarkan jasa pengantaran. Namun saya menghindar dengan mencari kafe untuk nongkrong. Sayangnya tidak ada kafe yang buka sehingga saya langsung menuju mushola untuk sholat dan istirahat sejenak.
Ket. Foto: kantor gubernur Kaltara (dokpri)
Untungnya setelah usai istirahat saya melihat angkot lewat dan langsung menyetopnya. Angkot pun mengantar sampai ke pintu hotel dsn sayapun segera check in. Setelah berganti kostum saya menyewa mobil menuju suatu instansi untuk urusan dinas. Selesai urusan dinas, saya pun menyempatkan diri keliling kota sambil refreshing.
Tipikal kotanya persis sebangun dengan kota-kota lainnya di Kalimantan.
Sungai merupakan urat nadi perdagangan dan tepian
sungai menjadi titik pertumbuhan kota. Kota ini dilalui sungai Kayan yang cukup lebar dan dalam hingga bisa dilalui kapal besar. Tepian sungai menjadi obyek
wisata bagi warga kota yang minim hiburan. Maklum kota kecil bahkan mal pun tak ada, demikian jugs minimarket tak satu pun terlihat di kota ini.
Agak ke luar kota sedikit ada obyek wisata Gunung Putih yang berbentuk mirip Sigiriya di Sri Lanka dalam skala kecil. Sayangnya kurang terawat sehingga tampak kumuh dan kotor. Hanya ada warung bakso yang merangkap sebagai pengelola. Bangunan yang ada tampak hancur tak terurus dengan baik. Alangkah sayangnya potensi wisata yang demikian bagus diabaikan begitu saja. Padahal dari puncak bukit kita dapat melihat Kota
Tanjungselor dari kejauhan.
Tepian Sungai Kayan (dokpri)
Sore harinya saya kembali ke kota dan nangkring di tepian sungai sambil menanti
sunset. Kebetulan cuaca cerah sehingga dapat mengambil gambar dengan baik. Di tepian sungai ramai warga yang sedang menikmati udara segar sore hari sambil jogging atau duduk-duduk manis di tepi sungai. Pinggiran sungai sudah tertata rapi sejak menjadi Ibu Kota Kaltara. Di tepian sungai ini ternyata ada Kampung Arab dengan ciri khas bangunan tuanya.
Bangunan Tua di Pusat Kota (dokpri)
Kota Tanjungselor boleh dikatakan lebih mirip kota kecamatan di Jawa ketimbang ibu kota provinsi. Pembangunan masih berjalan seiring dengan peningkatan status menjadi ibu kota provinsi. Gedung kantor pemerintahan mulai dibangun, jalan juga mulai diperlebar. Namun tetap saja suasana kota masih sepi apalagi saat malam tiba. Lampu penerangan jalan yang mengandalkan
solar cell tampak redup menambah nuansa sunyi kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya