Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menaklukkan Tiga Macan Asia dengan Tiket Murah

28 Desember 2017   13:11 Diperbarui: 28 Desember 2017   13:24 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Travelling ke luar negeri saat ini jauh lebih mudah dan lebih murah dibandingkan zaman sepuluh tahun lalu. Banyak pilihan destinasi menarik yang membuka wawasan kita mengenai obyek wisata, budaya, kuliner, dan tradisi negeri lain yang mungkin berbeda dengan apa yang kita alami di negeri sendiri. Jalan-jalan ke luar negeri, apalagi solo travelling dan memilih lokasi yang anti mainstream juga melatih kita untuk terbiasa tersesat alias let's get lost. Dengan tersesat itu justru kita akan menemukan kembali jalan yang benar dengan berbagai cara.

Untuk mengawali travelling keliling dunia di luar ASEAN, paling tidak ada tiga negara besar yang kita kenal sebagai macan Asia yaitu Tiongkok, Jepang, dan India yang patut dikunjungi. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri dan boleh dibilang sangat kontras satu dengan lainnya. Mulai dari yang paling teratur yaitu Jepang, paling berantakan yaitu India, dan tengah-tengahnya adalah Tiongkok. Cerita menarik dari tiga negara tersebut ditambah dengan trik memperoleh tiket murah diuraikan dalam kurasi di bawah ini.

1. Asyiknya Berburu Tiket Pesawat Murah

Bepergian ke luar negeri tidak harus mahal dan tidak harus menggunakan maskapai bugdet untuk menghemat biaya. Saat ini maskapai premium juga mulai menjual tiket murah walau seatnya terbatas. Berburu tiket murah juga tidak harus menunggu enam bulan hingga setahun, kadang satu dua bulan sebelum keberangkatan juga bisa diperoleh dengan maskapai premium. Bahkan pada libur panjangpun masih dapat tiket harga murah walau permintaan sedang tinggi.

Tiket Murah (Dokpri)
Tiket Murah (Dokpri)
Saya memperoleh harga tiket PP Jakarta-Shanghai via Kuala Lumpur dengan MAS 'hanya' Rp. 3,1 Juta saja saat libur Nyepi, demikian pula Jakarta-Tokyo via Manila saat libur Tahun Baru Hijriyah dengan PAL 'hanya' Rp. 3,2 Juta!! Waktu ke India bahkan lebih murah lagi walau menggunakan maskapai semi premium MA (maskapai budget tapi fasilitas premium) Jakarta-KL-Trichy dan Kochi-KL-Jakarta dengan total biaya Rp. 2,1 Juta. Jadi siapa bilang ke luar negeri harus mahal, yang penting sabar dan tekun berburu.

2. Menggapai Cinta di Tembok Cina

Tiongkok terkenal dengan ikon Tembok Cina yang konon membentang lebih dari seribu kilometer. Namun setelah riset di internet, ternyata tidak hanya satu baris memanjang saja, tapi ada beberapa baris yang membentengi Tiongkok dari ancaman serangan dari luar. Setiap baris juga terdapat beberapa segmen yang seperti Badaling, Mutianyu yang banyak dikunjungi wisatawan. Namun ada beberapa segmen lain yang anti mainstream seperti Simatai yang masih jarang dikunjungi wisatawan serta relatif sulit mencapainya.

Tembok CIna Simatai (Dokpri)
Tembok CIna Simatai (Dokpri)
Untuk mencapai tempat ini kita harus berganti moda paling tidak dua kali, dan tidak ada petunjuk dalam Bahasa Inggris karena menggunakan bus lokal yang biasa digunakan penduduk. Sebenarnya ada bus khusus wisatawan namun hanya tiga kali sehari dan terkadang penuh sehingga sulit diprediksi untuk memperoleh kursi. Liku-liku mencapai tempat ini menjadi cerita menarik tersendiri disamping keindahan tembok yang luar biasa. Di sini kita juga bisa menanam gembok cinta sebagai tanda keabadian cinta dengan pasangan.

3. Menelusuri Jejak Tiga Penjajah di Fort Kochi

India bukan hanya Taj Mahal atau New Delhi saja, tapi banyak destinasi menarik lainnya dan masih jarang dikunjungi wisatawan asing. Salah satunya adalah Kochi atau Cochin yang terletak di selatan India. Uniknya kota ini adalah perpaduan tiga penjajah besar yang meninggalkan jejak yaitu Belanda, Portugis, dan Inggris. Ada gereja peninggalan Portugis, benteng Belanda, serta pabrik pengumpul rempah-rempah ke Inggris.

Gereja St. Francis Peninggalan Portugis (Dokpri)
Gereja St. Francis Peninggalan Portugis (Dokpri)
Di samping tiga penjajah besar, bangsa Arab dan Tiongkok juga pernah mampir kesini dan meninggalkan jejak berupa jaring ikan raksasa asal Tiongkok dan masjid Calvathy yang berdiri sejak abad ke-14 Masehi. Jadi perpaduan budaya Asia dan Eropa terasa sangat kental dilihat dari bangunan dan arsitekturnya serta kulinernya. Sayang pantainya tampak kumuh dan kotor serta banyak pedagang kaki lima berjualan di sana.

4. Melongok Jepang Tradisional di Miyajima

Jepang selalu identik dengan modernisasi serta kebangkitan pasca kekalahan dan kehancuran akibat Perang Dunia II. Bangunan modern seperti tampak di Tokyo dan Osaka serta transportasi umum yang super cepat menggambarkan hal tersebut. Namun demikian masih ada destinasi wisata yang mempertahankan nuansa tradisionalnya, salah satunya adalah Miyajima yang merupakan sebuah pulau kecil di selatan Hiroshima.

Gerbang Kuil di Tengah Laut (Dokpri)
Gerbang Kuil di Tengah Laut (Dokpri)
Di Miyajima kita bisa menemukan puluhan bangunan yang masih dijaga orisinalitasnya serta udaranya bersih karena di beberapa segmen kendaraan bermotor dilarang masuk. Sebagai gantinya kita harus berjalan kaki menelusuri pulau atau menggunakan becak bertenaga manusia yang disebut Jinrikisha kalau mager. Hal unik yang ditemukan disini adalah gerbang masuk kuil yang berada di atas laut, tetapi kita bisa masuk melalui tepi pantai tanpa harus menggunakan perahu.

5. Trichy, Alternatif Lebih Murah untuk Masuk ke India

Beberapa kali saya mencoba mencari tiket Jakarta atau KL ke Delhi namun tidak pernah memperoleh harga di bawah Rp. 4 Juta walau maskapai budget sekalipun. Akhirnya saya mencoba beberapa kombinasi beberapa kota lain dan dapatlah kota Tiruchirappalli atau disingkat Trichy sebagai destinasi termurah masuk India. Di sini imigrasinya juga tidak terlalu ramai sehingga pemeriksaan berjalan dengan lancar dan cepat. Bila dihitung-hitung memang kurang lebih akan sama harganya bila langsung ke Delhi, tapi kita bisa menikmati lebih banyak destinasi ketimbang langsung ke Delhi.

Kuil Sri Raganathaswamy (Dokpri)
Kuil Sri Raganathaswamy (Dokpri)
Di Trichy sendiri ada kuil besar yang terkenal yaitu Sri Ranganathaswamy dan Rock Fort yang letaknya tak jauh dari pusat kota. Transportasi umumnya juga murah, hanya 3 Rupee saja alias 700 Rupiah!! Tapi memang harus bertanya dulu kepada kondektur karena petunjuknya sebagian besar menggunakan huruf India. Dari Trichy kita bisa ke Chennai (dahulu Madras) yang merupakan kota besar terdekat dengan kereta api atau pesawat. Selanjutnya kita bisa langsung ke Delhi atau Agra (Taj Mahal) dengan menggunakan kereta api selama 20 jam. Harga tiket kereta disini jauh lebih murah, namun memang kondisinya seperti kereta ekonomi jaman dulu, kecuali yang First Class ke atas sudah lumayan bagus dan bersih.

* * * *

Akhir kata, liburan ke luar negeri tidaklah selalu mahal untuk memperoleh kenyamanan atau menderita karena harus berhemat. Masih ada beribu cara untuk berlibur sambil mengenal tradisi dan budaya lokal untuk menambah wawasan kita dalam pergaulan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun