Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[Jelajah Yangon] Terjebak Thingyan Water Festival di Myanmar

25 April 2017   22:22 Diperbarui: 26 April 2017   07:00 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh dibilang libur panjang kali ini seperti nano nano, antara perasaan terjebak atau malah justru momen yang pas berkunjung ke Myanmar. Awalnya saya pesan tiket pada tanggal 13 - 17 April 2017 karena di tanggal itulah harga termurah dari liburan panjang yang lain di bulan April. Saya baru sadar ketika dua minggu menjelang keberangkatan hendak memesan tiket bus atau kereta api dari Yangon menuju Mandalay dan Bagan. 

Suasana Jalan Lengang Memasuki Pusat Kota (Dokpri)
Suasana Jalan Lengang Memasuki Pusat Kota (Dokpri)
Saat memesan tiket online pada rentang waktu tersebut selalu tertulis bus tidak beroperasi atau kereta api sudah penuh. Padahal di tanggal sebelum dan sesudahnya masih bisa. Rasa penasaran saya terjawab setelah mencoba beberapa website pemesanan tiket, ada satu website dengan jujur menuliskan bahwa antara tanggal 13-25 April bus tidak beroperasi karena sedang merayakan Tahun Baru Myanmar. Situs tersebut hanya menyarankan untuk membeli tiket pesawat yang harganya mencapai 100 USD sekali jalan.

Bandara Internasional Yangon (Dokpri)
Bandara Internasional Yangon (Dokpri)
Untung sebelum membeli tiket pesawat, saya mencoba mencari tahu apa itu Tahun Baru Myanmar yang disertai dengan Water Festival atau disebut juga dengan Thingyan. Rupanya pada rentang lima hari sebelum tahun baru yang jatuh pada tanggal 17 April, mereka merayakannya dengan saling menyiramkan atau menyemprotkan air di ruang terbuka. Situs tersebut juga mengingatkan potensi basah dan rusuh terutama di kota-kota luar Yangon seperti Mandalay dan Bagan.

Anak-anak Muda Siap Berpesta di Bak Terbuka (Dokpri)
Anak-anak Muda Siap Berpesta di Bak Terbuka (Dokpri)
Karena sudah terlanjur beli tiket ke Yangon dan tidak bisa refund karena promo, terpaksa liburan tetap dijalankan walau hanya nangkring di kota Yangon saja. Setiba di bandara Yangon yang sudah tampak modern, saya langsung pesan taksi menuju hotel. Di sepanjang jalan tampak masyarakat naik mobil bak terbuka ramai-ramai memenuhi jalan raya dan beberapa orang tampak sudah siap dengan water canon di tepi jalan untuk menyiram air. Awalnya saya kira water festival itu berada di tempat-tempat tertentu saja, tapi rupanya hampir di setiap sudut kota tampak orang-orang saling menyiram air.

Sarapan Pagi Khas Myanmar, Mirip di Indonesia (Dokpri)
Sarapan Pagi Khas Myanmar, Mirip di Indonesia (Dokpri)
Setelah check in hotel yang terletak dekat pagoda Shwedagon, saya berjalan kaki ke luar untuk mencari sarapan. Awalnya berjalan normal hingga saat kembali ke hotel, acara siram-siraman mulai berlangsung. Saya coba menghindar, namun ternyata ada saja orang iseng menyiram dari belakang sehingga separuh badan basah semua. Akhirnya saya kembali lebih cepat ke hotel dan mengurungkan niat mengeksplor pagoda karena terlanjur basah, sekalian mandi pagi karena dari bandara KL belum sempat mandi.

Jumatan di Masjid India Yangon (Dokpri)
Jumatan di Masjid India Yangon (Dokpri)
Siangnya saya mencoba keluar dengan menggunakan taksi yang merupakan moda transportasi utama di Yangon. Kebetulan supir taksinya Muslim keturunan India sehingga bersedia mengantar saya ke masjid terdekat sekaligus ikut sholat Jumat bersama, dan kembali mengantar ke hotel. Di sepanjang jalan tampak orang-orang saling menyiram, bahkan beberapa kali taksi kami juga ikut tersiram air. Sambil menunggu Jumat saya membeli sebungkus nasi briyani dengan lauk hati ampela, karena restoran hanya melayani bungkus, tidak buka seperti biasa.

Sule Pagoda di Pusat Kota Yangon (Dokpri)
Sule Pagoda di Pusat Kota Yangon (Dokpri)
Bogyoke Market Tutup Saat Pesta Air (Dokpri)
Bogyoke Market Tutup Saat Pesta Air (Dokpri)
Setelah beristirahat sebentar usai Jumatan, saya kembali bersama sopir taksi tadi berkeliling kota Yangon. Dari hotel kami beranjak menuju pusat kota dimana terletak Sule Pagoda yang berada di tengah bundaran, dan taman Maha Bandoola setelah sebelumnya melalui Bogyoke Market yang terkenal itu. Sayangnya saat water festival, semua toko termasuk Bogyoke Market kompakan pada tutup, nyaris tidak ada yang buka satupun kecuali beberapa restoran dan minimarket saja. Lalu perjalanan diteruskan mengelilingi tepi sungai dan menuju ke arah Kedubes Indonesia.

Bak Terbuka Antri Disiram Air Sambil Pesta (Dokpri)
Bak Terbuka Antri Disiram Air Sambil Pesta (Dokpri)
Di sepanjang jalan nyaris tak ada ruang kosong untuk menghindar dari siraman air. Hampir di setiap sudut jalan selalu ada pos ronda yang siap menyiramkan air pada setiap kendaraan yang lewat tanpa kecuali. Mobil taksi rasanya seperti habis dicuci steam karena selalu terkena siraman air setiap melintas di jalanan kota. Rakyat Yangon benar-benar berpesta, tak peduli tua muda semua turun ke jalan merayakan tahun baru dengan tubuh basah bersimbah air ledeng. 

Pesta Rakyat Menjelang Tahun Baru Myanmar (Dokpri)
Pesta Rakyat Menjelang Tahun Baru Myanmar (Dokpri)
Untungnya Kedubes Indonesia terletak dekat dengan Istana Kepresidenan sehingga bebas dari acara siraman air. Hebatnya kedubes ini berada di sudut jalan, bersebelahan dengan Kedutaan Perancis yang berada di tengah. Gerbang Kedubes berciri khas Bali, namun sayangnya karena waktu sudah sore kita tidak bisa masuk ke dalam. Menjelang sore kamipun kembali ke hotel, dan di sepanjang jalan menjelang hotel tak henti-hentinya air menyemprot mobil taksi.

Gerbang Kedubes Indonesia (Dokpri)
Gerbang Kedubes Indonesia (Dokpri)
(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun