Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

[Jelajah Turki] Mandi Air Panas di Kolam Raksasa Pamukkale

31 Juli 2016   11:20 Diperbarui: 1 Agustus 2016   00:40 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Indah dari Travertine Alami Pamukkale (dokpri)

Semakin besar amphitheater, semakin banyak jumlah penduduk kotanya. Ini terbukti dengan luas area kotanya yang mencapai hampir 160 Ha, seukuran Pondok Indah lama. Di sini juga fasilitasnya lengkap, mulai tempat hiburan, penggergajian kayu (tempat bekerja), candi-candi untuk menyembah para dewa, kolam renang, kuburan, hingga struktur pengairan kotanya.

Taman Kota Hierapolis (Dokpri)
Taman Kota Hierapolis (Dokpri)
Reruntuhan Benteng Tua Kota (Dokpri)
Reruntuhan Benteng Tua Kota (Dokpri)
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 14.30 waktu setempat, saatnya untuk berkumpul dan makan siang prasmanan di sebuah restoran di depan pintu masuk bawah Hierapolis. Seperti biasa, menu khas Turki tersaji dalam hidangan prasmanan yang terhampar di buffet. Makannya sudah termasuk dalam paket, tinggal bayar untuk pesanan minumannya.

Setelah makan kita berkunjung ke tempat pengrajin keramik dari kapur yang diambil dari limpahan travertine. Hampir setiap tur di Turki selalu menyempatkan diri untuk mampir di tempat kerajinan, tujuannya untuk memperkenalkan kerajinan khas Turki sekaligus memberdayakan masyarakat setempat.

Walaupun tidak wajib, tapi sebaiknya membeli paling tidak satu item oleh-oleh sebagai tanda penghargaan sekaligus menambah pundi-pundi masyarakat setempat.

Pengrajin Keramik Mendemonstrasikan Pembuatan Kerajinan (Dokpri)
Pengrajin Keramik Mendemonstrasikan Pembuatan Kerajinan (Dokpri)
Selesai sudah acara tur hari ini selepas meninggalkan tempat kerajinan keramik, Para peserta diantar ke hotel, kecuali saya dikembalikan ke agen travel untuk menunggu bus tujuan Selcuk, karena saya memilih menginap di kota tersebut untuk kunjungan ke kota tua berikutnya, Ephesus.

Rupanya karena hanya seorang, pihak travel membelikan tiket bus ke Selcuk dari Denizli dan menitipkan saya naik Dolmus menuju terminal bus Denizli. Biasanya kalau ada 5 orang lebih, Dolmus langsung melaju ke Selcuk tanpa harus melalui kota Denizli. Yach beginilah nasib solo backpackers, selalu tergantung cuaca setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun