Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah Turki (1): Memandang Flinstone dari Balon Udara

30 Juli 2016   18:01 Diperbarui: 30 Juli 2016   19:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 80an, kita tentu pernah menonton serial televisi Flinstone, di mana saat itu digambarkan manusia tinggal di zaman batu namun menggunakan alat-alat modern berbentuk batu dalam kehidupan sehari-harinya. Kali ini saya benar-benar melihat Flinstone beneran, di mana manusia tinggal di gua-gua batu namun dikemas dalam kehidupan modern. Melalui balon udara, kita bisa melihat perbukitan batu baik yang masih dihuni atau menjadi situs sejarah di kota Goreme dan sekitarnya.

Bandara Kapadokya Nevsehir (Dokpri)
Bandara Kapadokya Nevsehir (Dokpri)
Setelah tiba pukul 14.30 di bandara Sabiha Gokcen Istanbul dan keluar sejenak ke Kadikoy, saya melanjutkan perjalanan ke kota Goreme pukul 19.15 dengan menggunakan penerbangan melalui bandara Nevsehir selama 45 menit. Bandara Nevsehir sendiri tidaklah besar, mirip seperti bandara Ahmad Yani Semarang, dan dari situ saya sudah dijemput travel untuk diantar ke hotel di kota Goreme. 

Perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit dari bandara menuju hotel, dan karena sudah malam tidak banyak yang bisa dilihat, kecuali udara dingin yang terasa menusuk tulang. Enaknya memesan hotel online di Goreme, kita langsung ditawari paket tour berupa penjemputan dari bandara, balon udara di pagi hari, dan pilihan tour kota sehari penuh (Red, Green, atau Blue Tour). Saya sendiri memilih dijemput, lalu naik balon udara, dan red tour karena itulah yang rutenya tidak jauh dan paling murah.

Balon Udara Siap-Siap Terbang (Dokpri)
Balon Udara Siap-Siap Terbang (Dokpri)
Saya sendiri hanya sempat tidur selama 3 jam karena malam itu sempat berkeliling kota Goreme dulu cari makan malam. Hotelnya sendiri dibangun dengan mengorek bebatuan, jadi seperti tinggal di jaman batu, dan sinyal wifipun lemah karena terkurung bebatuan. Jam empat pagi saya dijemput tour balon udara, dan dikumpulkan di kantornya untuk briefing dan sarapan pagi berupa roti, salad, dan teh atau kopi. Sekitar jam setengah lima pagi kami berangkat ke tempat peluncuran balon dengan mobil travel. 

Tak sampai setengah jam, kami tiba di sebuah lapangan terbuka, dan astaga, puluhan balon telah siap mengudara. Satu balon diisi hingga 14 orang, 7 orang di setiap sisi, dan di tengah pilot memandu balon udara. Ada paket dua jam, satu setengah jam, dan satu jam, dengan harga minimal 100 Euro. Saya sendiri memilih yang termurah karena obyek yang dilalui tidak terlalu jauh berbeda.

Gua Batu Dilihat dari Balon Udara (Dokpri)
Gua Batu Dilihat dari Balon Udara (Dokpri)
Setelah semua siap, balon mulai mengudara berkeliling kota Goreme dan sekitarnya. Saat mulai terbang, saat itulah fajar mulai menyingsing, dan tampak warna lembayung mulai terkuak. Balon berjalan mengikuti arah angin melewati pemandangan di darat yang sangat-sangat indah dipandang mata. Bukit-bukit bebatuan yang ditinggali manusia berpadu dengan fasilitas modern mengingatkan saya akan film Flinstone seperti diceritakan di atas. 

Tampal pula lingga-lingga seperti stalaktit besar menjulang di antara bebatuan yang berserak di bawah. Konon, dahulu kala Goreme merupakan sebuah danau yang mulai mengering ribuan tahun lalu, dan meninggalkan jejak lapisan batuan yang tergerus air. Walau musim panas, udara di atas tetap dingin dan bisa membuat perut kembung kalau tidak diisi terlebih dahulu.

Indahnya Pemandangan Alam dari Balon Udara (Dokpri)
Indahnya Pemandangan Alam dari Balon Udara (Dokpri)
Wine untuk Perayaan Selesai Balon Udara (Dokpri)
Wine untuk Perayaan Selesai Balon Udara (Dokpri)
Tak terasa satu jam telah berlalu, dan balon mulai bersiap turun ke darat. Pilotnya memang piawai dan mampu mendaratkan balon tepat di atas bak mobil yang akan menyimpan balon tersebut. Setelah turun dari balon, upacara kecil digelar menutup rangkaian tour dengan menyiramkan sampanye dan menikmati anggur yang telah disediakan serta sepotong kue. 

Tiap peserta diberikan sertifikat telah menaiki balon, dan diantar pulang ke hotel masing-masing. Saya sendiri langsung berbenah dan mandi pagi sebelum sarapan pagi yang telah disediakan di hotel, agar tas bisa dititipkan di resepsionis saat mengikuti tour siang nanti.

Uchisar Castle (Dokpri)
Uchisar Castle (Dokpri)
Lembah Cinta alias Love Valley (Dokpri)
Lembah Cinta alias Love Valley (Dokpri)
Sekitar pukul 9.30 pagi saya dijemput untuk mengikuti red tour hingga sore hari. Rutenya mengunjungi berbagai obyek wisata bebatuan seperti Uchisar  Castle, Cavusin Old Greek Village, Love Valley, Pasabagi Fairy Chimneys, Devrent Imagination Valley, yang menawarkan pemandangan perbukitan batu alami membentuk sebuah pola yang indah untuk dipandang. Sebenarnya pemandangan tersebut sudah dilalui rute balon udara, namun biar lebih jelas dan gak penasaran, ada baiknya memang mengikuti red tour ini.

Fairy Chimney alias Lingga Batu (Dokpri)
Fairy Chimney alias Lingga Batu (Dokpri)
Kerajinan Keramik di Avanos (Dokpri)
Kerajinan Keramik di Avanos (Dokpri)
Selain itu juga diselingi kunjungan ke pabrik pengolahan anggur di Urgup, makan siang di Avanos dan kunjungan ke galeri keramik yang telah ada sejak zaman Ottoman. Kunjungan diakhiri di Goreme Open Air Museum, sebuah perbukitan batu berongga yang diisi bangunan gereja tua dan rumah-rumah penduduk di antara gua-gua alami di dalamnya. Museum ini menjadi situs bersejarah yang dilindungi oleh UNESCO. Cuaca sangat panas terik dan tidak berkeringat membuat tenggorokan cepat mengering. Saya sendiri beberapa kali membeli air mineral akibat haus yang tidak terkira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun