Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Terperangkap di Taksim Square Saat Kudeta Turki

20 Juli 2016   22:42 Diperbarui: 21 Juli 2016   07:59 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujung Jalan Taksim Tampak Sunyi di Pagi Hari Pasca Kudeta (Dokpri)

Kudeta tercepat di Turki tanggal 15 malam 16 Juli lalu menyisakan kenangan menegangkan bagi saya yang kebetulan berada di hotel tak jauh dari Taksim Square.

Kondisi Taksim Square Beberapa Jam Sebelum Kudeta (Dokpri)
Kondisi Taksim Square Beberapa Jam Sebelum Kudeta (Dokpri)
Betapa tidak, baru saja saya bersiap-siap hendak kembali ke Jakarta, serentetan suara tembakan nyaris menghentikan langkah saya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Kisah ini baru sempat saya tulis malam ini karena masih jetlag dan harus masuk kantor pagi tadi. Berikut ini detik demi detik menegangkan yang harus saya lalui di seputaran Taksim saat kejadian berlangsung.

Pukul 08.30 PM

Saat itu baru saja selesai belanja oleh-oleh untuk anak-anak dari Grand Bazaar dan pertokoan di Gulhane, saya kembali ke hotel yang terletak hanya sekitar 100 meter dari Taksim Square menggunakan tram ke Kabatas dilanjutkan dengan furnicular menuju stasiun Taksim yang berada di sebelah Metro. Setelah packing selesai, saya berjalan keluar hotel mengecek bis Havatas yang akan mengantar saya ke Bandara Sabiha Gokcen.

Suasana tampak aman damai, tidak ada tanda-tanda kudeta. Bis masih dalam keadaan menyala, siap untuk berangkat,sementara suasana masih tampak ramai, orang-orang bersenda gurau di kafe-kafe yang terhampar di seputaran Taksim.

Pukul 09.30 PM

Setelah memastikan keberadaan bus, saya kembali ke hotel untuk istirahat sekejap sambil merebahkan badan dan menonton televisi yang saya tidak mengerti isinya karena semua siaran TV di sana wajib berbahasa Turki, walaupun itu siaran dari BBC atau Natgeo sekalipun. Alarmpun dipasang pukul 11.30 malam untuk persiapan berangkat malam ini menuju Sabiha Gokcen, karena bis terakhir berangkat pukul satu malam.  Penerbangan saya sendiri berangkat pukul 05.00 dini hari, jadi lebih baik menginap di bandara agar tidak ketinggalan pesawat.

Pukul 11.50 PM

Dua jam cukup istirahat, saya mandi dan siap-siap untuk berangkat menuju bandara. Sesaat sebelum berangkat, seperti biasa saya buka FB untuk mengecek info terbaru teman-teman. Alangkah terkejutnya saya membaca status salah seorang kawan di FB yang share info kudeta Turki dari situs Al-Jazeera.

Setengah tak percaya, saya mencoba naik ke lobby (kamar saya ada di bawah), dan tampak orang-orang sedang menelpon kebingungan. Dengan bahasa Inggris terbata, resepsionis menyarankan untuk mengecek apakah bus masih beroperasi.

Sebagian besar orang Turki memang tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik, bahkan seorang resepsionis hotel sekalipun (kecuali mungkin hotel mewah), sehingga saya agak kesulitan menangkap maksudnya. Akhirnya saya putuskan untuk tetap berangkat, dengan meninggalkan pesan agar kamar tidak ditutup dulu sehingga bisa dipakai kembali apabila memang tidak ada kendaraan yang mengantar ke bandara.

Pukul 12.00 AM Hari Sabtu Tanggal 16 Juli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun