Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjajal Jembatan Merah Putih Ambon

30 April 2016   13:17 Diperbarui: 30 April 2016   20:52 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Merah Putih Ambon (Dokpri)

Jembatan Merah Putih yang menghubungkan Jazirah Leihitu dan Bandara Pattimura (bagian utara pulau Ambon) dengan pusat kota Ambon baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 4 April 2016 lalu. Saya sendiri beruntung bisa menjajal melintasi jembatan tersebut tak lama setelah diresmikan beliau. Sebenarnya jembatan ini telah direncanakan sejak tahun 2011, namun baru selesai dikerjakan pada awal tahun ini.

p4288178-jpg-57244ca3129373a11b8b25b3.jpg
p4288178-jpg-57244ca3129373a11b8b25b3.jpg
Pemandangan Jembatan Merah Putih dari Atas Bukit (Dokpri)

Model jembatannya mirip dengan jembatan Barelang atau jembatan Suramadu dengan bentang yang lebih pendek. Keberadaan jembatan ini sangat membantu memperpendek jarak sekaligus waktu tempuh, terutama dari bandara ke pusat kota. Sebelum ada jembatan, jarak tempuh bandara ke pusat kota bisa mencapai sekitar 45 kilometer dengan waktu tempuh paling cepat satu jam bila tak ada kemacetan. Namun saat ini kemacetan sudah mulai melanda kota Ambon, sehingga waktu tempuh rata-rata bisa satu setengah hingga dua jam perjalanan.

p-20160427-150442-57244cce0123bdc11d2c7bb5.jpg
p-20160427-150442-57244cce0123bdc11d2c7bb5.jpg
Pemandangan Teluk Ambon dari Sisi Timur Jembatan (Dokpri)

Dengan adanya jembatan ini, jarak tempuh bisa dipotong 20 kilometer dan waktu tempuh ke kota hanya sekitar setengah jam saja, paling lama 50 menit bila terjebak macet di kawasan Batu Merah. Paling tidak, saya bisa leyeh-leyeh dulu di hotel sebelum berangkat menuju bandara, tidak terlalu takut ditinggal pesawat karena waktu tempuh yang lama. Warga kotapun tidak terlalu buru-buru pergi ke kantor dari rumahnya yang berada di daerah Wayame dengan adanya jembatan ini.

p4288098-jpg-57244d0eee96736b06c5e1df.jpg
p4288098-jpg-57244d0eee96736b06c5e1df.jpg
Kemacetan Jelang Masuk Pusat Kota Ambon (Dokpri)

Sekilas agak aneh juga pulau sekecil Ambon sampai harus dibangun jembatan sebesar itu dengan biaya sekitar 700 Milyar Rupiah. Padahal bila memperlebar jalan lama melalui Passo mungkin biayanya tidak sebesar itu. Lagipula lalulintasnya lebih banyak ditujukan dari dan ke arah bandara serta daerah sekitarnya. Sementara lalulintas ke pulau-pulau lain seperti Seram dan Buru masih menggunakan pelabuhan Tulehu dan Galala yang menggunakan jalan lama, sehingga tidak terlalu membutuhkan jembatan tersebut. 

p-20160427-150446-57244d3d129373a41b8b25b7.jpg
p-20160427-150446-57244d3d129373a41b8b25b7.jpg
Gelegar Jembatan Menggunakan Kabel (Dokpri)

Dari sisi tata ruang, kontur pulau Ambon utara juga berbukit sehingga sulit untuk dikembangkan. Pembangunan permukiman sendiri masih berada di sekitar jalan lama seperti daerah Latteri dan Passo. Sementara di sisi utara pulau hanya terdapat perkampungan kecil-kecil dan biasanya melalui jalur tengah Hitu Lama - Hunuth langsung menuju Passo terus ke kota Ambon. Jadi kalau dihitung LHR (lalulintas harian rata-rata) juga belum terlalu padat untuk jalur tersebut, sehingga keberadaan jembatan tersebut boleh dikatakan belum terlalu penting.

p4288124-jpg-57244db907b0bdb9076e5502.jpg
p4288124-jpg-57244db907b0bdb9076e5502.jpg
Kontur Pulau Ambon Tampak Berbukit-Bukit (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun