Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mati Ketawa Cara Rusia

21 September 2010   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:05 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, suatu hari tibalah kerangka Su-27 CKD (Completely Knock Down) di bandara internasional kita beserta para teknisi yang akan merakit kembali menjadi satu pesawat utuh. Usai diturunkan secara penuh, mulailah para teknisi tersebut merakit bagian demi bagian hingga selesailah sudah seluruhnya dalam waktu singkat. Selesai bekerja, tibalah waktu untuk bersenang-senang, dan mulailah mereka keliling kota untuk mencari sesuatu. Seperti telah menjadi ciri khas, Rusia dan Vodka adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Rusia tanpa Vodka bagaikan makan nasi tanpa lauk pauk. Namun mencari barang itu secara legal disini bukanlah perkara mudah. Seharian mereka berkeliling dan belum juga menemukan barang yang didapat. Akhirnya mereka bertanya kepada salah satu teknisi lokal dimana mencari barang tersebut. "Rasanya sulit pak mencari Vodka disini, kecuali semi legal atau ilegal, tapi harganya juga mahal. Kalau mau bir bintang aja," jawab sang teknisi lokal. "Gak nendang bos ... masa kita-kita dikasih bir bintang, apa kata dunia?" jawab teknisi Rusia serempak. "Hmmm. Kalo begitu, begini saja. Kita ke toko bangunan, cari spirtus, trus dioplos sama bir bintang," usul teknisi lokal itu kepada sang teknisi Rusia. "Toh banyak juga orang kita pakai koq, dan fine-fine aja tuh. Paling-paling dari 10 orang, cuma 2 atau 3 orang koit," lanjutnya. "Ok om, mari kita coba," usulan teknisi kitapun disetujui mereka. Spirtus memang mudah sekali diperoleh, cukup datangi toko bangunan, dan bereslah sudah. Setelah dioplos dengan bir bintang, pestapun dimulai. Sang teknisi Rusia mulai meracau sekenanya. Lama kelamaan, keluarlah busa dari mulut mereka, dan satu persatu mulai tumbang, tak bergerak sama sekali.... Satu dua jam berlalu, ketiga teknisi tersebut tergolek tak berdaya, sementara dua lagi mulai siuman. "Bangun om bangun!! Dah siang nih", salah seorang teknisi mencoba membangunkan rekannya yang masih terlelap. Namun tubuhnya mulai membiru, kaku tak bergeming. "Toloooong tolonggg!!!" teriak rekannya dan segera ambulan pun tiba mengangkut ketiga tubuh yang sudah tak bernyawa lagi. Tragis namun meninggalkan tawa. Inilah mungkin yang dimaksud Mati Ketawa Cara Rusia, yang bukunya jadi best seller tahun 1983 lalu. Sebuah anekdot untuk menggambarkan betapa sulitnya mengungkapkan protes atau ketidakpuasan di masa cengkeraman komunisme a la Brezhnev kala itu. NB. cerita di atas hanya rekaan belaka... cerita aslinya silakan baca disini. Tulisan ini juga bisa dibaca di politikana.com gambar diambil dari http://www.skyscrapercity.com/showpost.php?s=e31735876b4c77174469089896694621&p=47149801&postcount=197

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun