Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Hypermall, Trend Belanja Masa Kini

2 Desember 2009   00:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:07 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Layaknya tempat belanja, Kompasiana telah menjadi sebuah pusat perbelanjaan baru bernama Kompasiana Hypermall. Berbagai barang dijajakan, mulai dari politik, pendidikan, ekonomi, kesehatan, bahkan wisatapun tersedia disini. Mulai dari barang orisinal dari pengalaman sehari-hari hingga barang rekondisi alias kopas juga tersedia disini. Tinggal pilih mana yang kita sukai, ambil dan beli, selesai sudah transaksi, tidak ada tawar menawar karena ini adalah pasar modern. Para pedagangnyapun bervariasi jenisnya. Pedagang di lantai atas yang sudah punya nama seperti Giant atau Carrefour, tentunya tidak perlu repot-repot promosi barangnya, pengunjung sudah langsung menyerbu begitu launching disini. Sementara para pedagang di kios-kios lantai tengah berebut konsumen dengan berbagai cara. Ada yang membuat judul yang eye catching, terutama mengandung unsur arus bawah atau isu-isu terkini dengan bahasa yang heboh, walaupun isinya ternyata tidak ada apa-apanya. Ada yang door to door menjajakan dagangannya, dengan dalih similar atau tulisan sejenis. Ada pula yang ikut nebeng jualan di kios lain sambil sedikit narsis. Di lantai bawah terdapat lapak-lapak pedagang kaki lima yang cenderung lebih pasif, menunggu pembeli, tidak neko-neko, sesekali door to door juga atau nebeng ke lantai atas. Para pembeli juga bervariasi jenisnya. Ada yang sudah punya tempat nongkrong favorit sehingga gak bakal kemana-mana larinya. Ada yang hobinya lihat-lihat doang tanpa komentar maupun rating. Ada pula yang cuma numpang lewat. Tapi memang pembeli disini terkenal relatif pelit, baik komentar apalagi rating. Mereka hanya benar-benar belanja di lantai atas, dan sesekali sight seeing aja di lantai tengah dan lantai bawah, kali-kali ada yang bisa dibeli. Oleh karena itu persaingan semakin tinggi di antara pedagang, apalagi sejak diberlakukan pasar bebas dimana pedagang tidak lagi diseleksi seperti dulu. Namun enaknya belanja di pasar modern, boleh dikata hampir tidak ada preman nongol di sini. Paling-paling cuma sesekali aja kalau ada isu yang mengusung 'musuhnya'. Besoknya juga sudah menghilang lagi. Dagang disini juga bisa dipakai sebagai sarana promosi diri tanpa harus merasa risih dihujat sesama pedangang lainnya, karena lokasinya yang strategis dan menumpang nama besar Kompas. Makanya jangan ragu-ragu, tetaplah menulis disini dan bersabarlah, lambat laun Anda akan dikenal sebagai pedagang ulung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun