Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjelajahi Batamnya Malaysia

3 Februari 2015   22:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:53 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_394688" align="aligncenter" width="448" caption="Selamat Datang di Labuan (Kolpri)"][/caption]

Nama Labuan ternyata tidak hanya ada di Indonesia saja, tapi juga nama sebuah pulau di Malaysia, tepatnya di sebelah barat Sabah dan sedikit di utara Brunei Darussalam. Awal 2015 ini saya berkesempatan untuk kembali traveling ke Borneo Utara, dan hari pertama dimanfaatkan untuk menjelajahi Pulau Labuan yang juga merupakan Batam-nya Malaysia, karena disini merupakan daerah bebas pajak alias duty free sehingga banyak toko menjual minuman keras dan parfum merk terkenal tanpa dikenai pajak. Namun bukan berarti bisa dibawa berton-ton karena tetap saja dibatasi pembeliannya bila keluar dari wilayah tersebut dan hanya untuk digunakan sendiri, bukan untuk dijual lagi.

[caption id="attachment_394706" align="aligncenter" width="448" caption="Salah Satu Toko Bebas Pajak (Kolpri)"]

14229514412125292037
14229514412125292037
[/caption]

[caption id="attachment_394694" align="aligncenter" width="252" caption="Peta Lokasi Wisata di Labuan (Kolpri)"]

1422951124194194170
1422951124194194170
[/caption]

Setiba di terminal 2 KKIA Kota Kinabalu pukul satu malam hari, setelah menginap di sebuah backpacker hostel dekat situ, esok paginya saya langsung menuju Labuan melalui terminal 1 KKIA karena kebetulan dapat tiket promo MAS. Daripada naik jetty selama tiga jam dengan selisih ongkos ga jauh beda, saya pilih pesawat ke Labuan agar ada waktu lebih untuk mengeksplorasi pulau tersebut sebelum menyeberang ke Brunei Darussalam pukul satu setengah siang. Tepat pukul 8 pesawat tiba di bandara Labuan dan langsung menuju pelabuhan ferry untuk memesan tiket ferry sebelum melanjutkan jalan-jalan keliling pulau.

[caption id="attachment_394696" align="aligncenter" width="448" caption="Muzium Marin Labuan (Kolpri)"]

1422951213897679967
1422951213897679967
[/caption]

[caption id="attachment_394709" align="aligncenter" width="252" caption="Menara Jam Labuan (Kolpri)"]

14229515931222553557
14229515931222553557
[/caption]

Setelah tiket di tangan dan sarapan sejenak di kedai depan pelabuhan, saya langsung menghampiri supir taxi yang nangkring di depan pelabuhan. Beliau menawarkan ongkos RM 60 per jam untuk antar keliling, lalu saya tawar saja RM 100 untuk dua jam dan jadilah kita berkeliling pulau. Kunjungan pertama ke Muzium Marin yang terletak di sebelah timur pulau. Dahulunya bekas pelabuhan lama yang diubah jadi musium. Di sini terdapat koleksi ikan-ikan yang hidup di sekitar Pulau Labuan, dan sejarah beberapa kapal karam akibat menabrak atol yang bertebaran di sekitar pulau. Musium ini buka setiap hari dari jam 9.00 - 18.00 dan masuknya percuma alias gratis, tidak dipungut bayaran. Di depan musium terdapat taman jam Labuan tempat warga berolahraga dan bersantai.

[caption id="attachment_394698" align="aligncenter" width="448" caption="Makam Prajurit Sekutu (Kolpri)"]

14229512471382190730
14229512471382190730
[/caption]

[caption id="attachment_394708" align="aligncenter" width="252" caption="Nama-Nama Prajurit Sekutu yang Dimakamkan Disini (Kolpri)"]

1422951485268126860
1422951485268126860
[/caption]

Kunjungan berikutnya adalah makam para prajurit sekutu terdiri dari Australia, New Zealand, dan India yang tewas dalam Perang Dunia II. Labuan sendiri merupakan salah satu batu loncatan sekutu untuk meraih Filipina sekaligus merebut Borneo dari tangan Jepang. Ribuan prajurit tewas dan dimakamkan dalam satu lapangan besar seluas sekitar 2 Ha dan dibuatkan tugu peringatan untuk mengenang arwah mereka. Setelah foto-foto, perjalanan dilanjutkan ke Chimney, tempat pertama kali tambang batubara ditemukan di Labuan tahun 1847 hingga tahun 1911. Jam buka musium juga sama dan tetap percuma masuknya. Di musium ini terdapat diorama sejarah pertambangan di Labuan dan Malaysia yang dimulai zaman batu hingga pertambangan modern. Namun yang unik adalah bangunan berbentuk cerobong yang terdapat di luar gedung musium.

[caption id="attachment_394700" align="aligncenter" width="252" caption="Cerobong Asap Chimney (Kolpri)"]

14229512821505374428
14229512821505374428
[/caption]

Obyek berikutnya adalah taman burung alias Bird Park, sayangnya hari Jumat tutup sehingga saya hanya mengambil foto depannya saja. Kemudian perjalanan dilanjutkan menyusuri pantai utara pulau. Di sana terdapat resort untuk bersantai dan leyeh-leyeh, namun karena ombaknya cukup kencang sehingga agak berbahaya untuk berenang. Suasana pantai sangat sepi karena kebetulan hari itu hari Jumat, dan baru ramai dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu saja.

[caption id="attachment_394702" align="aligncenter" width="448" caption="Gerbang Taman Burung (Kolpri)"]

1422951306882313208
1422951306882313208
[/caption]

Kunjungan berikutnya adalah taman damai (Peace Park) yang dibangun dengan bantuan Jepang dalam rangka memperingati Perang Dunia II di Labuan, sekaligus titik penyerahan Jepang kepada Sekutu atau Surrender Point. Di tempat inilah Jepang menyerahkan penguasaan Pulau Borneo kepada Sekutu yang ditandai dengan tugu bertuliskan Komandan Divisi 9 Australia menerima penyerahan Divisi 37 Tentara Jepang. Walaupun kecil, pulau ini merupakan salah satu teater penting dalam kancah Perang Dunia II dan menjadi batu loncatan sekutu untuk menyerang Jepang di tanah kelahirannya.

[caption id="attachment_394703" align="aligncenter" width="448" caption="Plakat Peringatan Penyerahan Jepang Kepada Sekutu (Kolpri)"]

14229513391084476871
14229513391084476871
[/caption]

[caption id="attachment_394711" align="aligncenter" width="448" caption="Taman Damai (Peace Park) (Kolpri)"]

14229516622020722776
14229516622020722776
[/caption]

Mengingat waktu sewa taksi hampir habis, saya putuskan kembali ke pusat kota dan minta diturunkan di depan Muzium Labuan. Di tengah perjalanan saya sempatkan sejenak untuk mengambil foto Masjid Jamek Labuan. Muzium Labuan sendiri berisi tentang sejarah Pulau Labuan dari zaman batu, Kerajaan Brunai, hingga menjadi bagian dari Malaysia serta mendapatkan pengakuan sebagai Wilayah Persekutuan sendiri lepas dari Sabah. Jam buka musium sama dengan dua musium sebelumnya dan gratis. Di depan musium terdapat alun-alun kota yang disebut Labuan Square atau Dataran Labuan. Inilah kunjungan terakhir saya sebelum kembali ke pelabuhan jetty yang berada tak jauh dari alun-alun. Setelah Jumatan, saya langsung masuk pelabuhan untuk naik ferry menuju Brunai Darussalam.

[caption id="attachment_394705" align="aligncenter" width="448" caption="Muzium Labuan (Kolpri)"]

14229513742137481810
14229513742137481810
[/caption]

[caption id="attachment_394710" align="aligncenter" width="448" caption="Labuan Square (Kolpri)"]

14229516251583618044
14229516251583618044
[/caption]

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun